Wednesday, December 9, 2009

tafsir surat Yakubos

BY ANDRI PAK
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang Surat Yakobus
Dalam Kitab Perjanjian Baru, terdapat sekitar dua puluh satu surat. Diantaranya tiga surat kiriman Paulus ketika belum di penjara. Enam surat kiriman Paulus yang ditulis di dalam Penjara, Empat surat Paulus untuk Timotius yang merupakan surat-surat pastoral atau penggembalaan. Dan juga tujuh suratAm. Dalam surat Am tersebut, terdapat satu surat yang di tulis oleh Yakobus. Yakni Surat Yakobus.
Surat Yakobus ini memiliki ciri khas tersendiri dibanding denga surat-surat yang lain. Surat Yakobus merupakan surat yang unik, dan harus melelui beberapa proses sehingga dapat menjadi salah satu bagian kanon Alkitab yang ada seperti sekarang ini.
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yakobus tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yakobus dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yakobus masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yakobus ke dalam daftar kitab-kitab sucinya
Dari kutipan diatas, dapat dikatakan bahwa surat Yakobus harus melalui proses untuk dapat menjadi suatu bagian dalam kitab surat-surat dalam Perjanjian Baru. Sekalipun surat Yakobus ini adalah surat yang memiliki usia yang paling tua. Surat yang paling awal ditulis.
Diantara surat-surat yang ada dalam Kitab Perjanjian Baru, Surat Yakobus merupakan surat yang pertama diantarasejumlah surat yang ditujukan secara umum kepada orang Kristen, bukan kepada jemaat tertentu. Surat Yakobus juga merupakan salah satu surat yang sangat unik, sederhana, dankontroversial. Surat ini merupakan surat yang sederhana karena hanya terdiri dari lima pasal saja. Selain itu, bahasa yang digunakan juga sangat mudah untuk dipahami dan dimengerti apa maksud surat ini ditulis. Surat ini banyak berisi nasihat-nasihat yang berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari.Akan tetapi, surat ini juga sangat kontroversial karena dalam surat ini, banyak ditemukan mengenai kitab ini yang sulit untuk dijelaskan. Siapa penulisnya? Apakah kiab ini memilii hubungan dengan bagian-bagian yang lain? Dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat para penafsir kitab ini mengalami kontroversi.
Penulis surat Yakobus
Surat Yakobus ini ditulis oleh Yakobus. Namun Yakobus yang mana yang dimaksudkan, sehingga terjadi perdebatan mengenai siapa Yakobus yang menuliskan surat ini. Ada yang mengatakan Yakobus anak Alfeus, ada yang menafsirkan Yakobus saudara Yesus. Nama Yakobus sendiri dalam Alkitab Perjanjian Baru ditulis sebanyak empat puluh kali. Namun justru karena tidak ada perkenalan yang lebih spesifik dalam surat Yakobus ini, tentang siapa Yakobus yang dimaksudkan, maka kita harus memilih tiga di antara Yakobus yang ada dalam Perjanjian Baru.
1.Yakobus anak Zebedeus. Dia mati shayid, di bunuh oleh Herodes pada ± tahun 42 (KPR 12). Dan surat Yakobus ini diperkirakan ditulis antara tahun 45-49[2].
2.Yakobus anak Alfeus. Yakobus yang ini tidak sering disebutkan dalam Perjanjian Baru, karena ia bukanlah orang yang penting dalam sejarah gerja mula-mula. Sehingga kemungkinan bahwa ia yang menulis surat Yakobus adalah sangat kecil. Sebab jika ia yang menulisnya, maka ia akan lebih diperkenalkan atau memperkenalkan diri lebih jauh dari pada hanya menyebutkan namanya.
3.Yakobus saudara Yesus. Dia baru menjadi percaya setelah Yesus bangkit dari antara orang mati (I Korintus 15:7). Dia menjadi pemimpin Yerusalem, yaitu golongan Yahudi. Dipandang szebagai sokoguru oleh Paulus (Galatia 2:9). Berperan penting dalam sidangYerusalem (KPR 15:13; Galatia 2:9).
Bila Yakobus sungguh pengarangnya, maka ini tentulah Yakobus anak Alfeus (mat 10:3), atau lebih mungkin Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Gal 1:19; juga lih. Mrk 6:3)[3].
Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan tokoh-tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Galatia 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Surat Yakobus sungguh karangan “Yakobus yaitu saudara Tuhan”? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Surat Yakobus benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak?
Selebihnya, Surat Yakobus langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato yang mengherankan, seandainya Surat Yakobus ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yunani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Surat Yakobus sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul “Pastor Harmae”[4].Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Surat Yakobus. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Surat Yakobus dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Surat Yakobus dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis.
Banyak ahli berkeyakinan bahwa Surat Yakobus ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Surat Yakobus tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Surat Yakobus ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Surat Yakobus berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Adapun Yakobus saudara Yesus adalah orang yang terlibat dalam kepemimpinan gereja mula-mula, yakni di Yerusalem, menggantikan Petrus yang pergi meninggalkan kota itu. Paulus sendiri menyebutnya sebagai ”Sokoguru jemaat” (Galatia 2:9). Menurut Galatia 2:12, Paulus menjelaskan bahwa Yakobus adalah seorang pemimpin golongan Yahudi. Dengan demikian kita akan lebih memahami akan isi surat Yakobus yang berlatarbelakangkan Yahudi.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Yakobus yang dimaksudkan adalah Yakobus saudara Yesus (matius 13:55; Markus 6:3; Galatia 1:19) yang ditujukan kepada saudara-saudara ke-duabelas suku yang ada di perantauan.
Waktu Penulisan surat Yakobus
Surat Yakobus ditulis pada masa awal kekristenan. Akan tetapi tidak begitu jelas kapan tanggalnya. Jika yang mengarang atau menulis surat ini adalah Yakobus saudara Yesus, maka tanggal harus sebelum tahun 62, karena pada tahun itu Yakobus mati. Ada beberapa hal yang dapat memberiotahukan kita kapan surat ini ditulis. Antaralain: masalah yang begitu dihebohkan pada masa itu, yaitu syarat-syarat terhadap orang kafir yang masuk Kristen, tidak disinggung sama sekali dalam surat ini. Itu berarti ada kemungkinan bahwa surat ini ditulis pada waktu jumlah orang Kristen yang berlatar belakang kafir belum terlal banyak. Yaitu sebelum adanya siding Yerusalem pada tahun 49. dan kalau itu benar, maka surat ini kemungkinan ditulis pada tahun antara tahun 45 dan 49.

Latar belakang penulisan surat Yakobus
Sebagai pemimpin jemaat di Yerusalem, Yakobus merasa bertanggung jawab untuk memberikan nasihat-nasihat kepada orang-orang Kristen yang berlatar belakang Yahudi. Dia mengetahui keadaan dan mau mengarahkan mereka dalam pergumulan yang mereka alami.
Problem utama dari penerima surat Yakobus adalah ketidakharmonisan antara sebab dan akibat dari kehidupan rohaninya. Mereka yang mengaku telah diselamatkan ternyata tidak menjadikan Tuhan sebagai Raja dalam hatinya, sehingga perbuatannya bobrok. Mereka yang mengaku beriman kepada Kristus ternyata tidak menunjukkan perbuatan (akibat) konkret yang sesuai dengan imannya. Mereka yang berdoa ternyata bertengkar satu dengan yang lain. Mereka yang beribadah kepada Tuhan ternyata tidak menunjukkan pengaruh ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah menganalisa akibat yang muncul dalam kehidupan orang Kristen, penulis surat Yakobus menyimpulkan bahwa persoalannya bermuara kepada masalah relasi dengan Tuhan. Mengapa mereka bertengkar satu dengan yang lain? Mereka bertengkar karena kasih Allah dalam hati mereka kurang. Mengapa mereka mengikuti peraturan duniawi? Mereka bertindak seperti itu karena tidak taat kepada Kristus. Mengapa mereka merencanakan hidup menurut perspektif diri sendiri? Karena mereka sombong dan tidak mengakui pemeliharaan Tuhan. Mengapa mereka berlaku kasar dan memandang muka terhadap saudara seiman? Mereka berbuat demikian karena mereka lebih memperhatikan hal duniawi. Bukankah inti persoalan eksternal mereka berpusat pada persoalan internal?
Yakobus menasihati orang Kristen supaya hidup harmonis antara internal (anugrah Tuhan yang diterima) dan eksternal (kenyataan hidup sehari-hari). Surat Yakobus ini searah dengan nasihat Rasul Paulus agar orang Kristen hidup sesuai dengan panggilannya (Filipi 1:27), agar Kristus di dalam hati orang Kristen nyata bagi semua orang (2 Korintus 13:5, Kolose 3: 15-16), dan agar orang Kristen menjadi surat Kristus yang tertulis yang bisa dibaca oleh setiap orang (2 Korintus 3: 1-3). Tuhan memanggil gereja-Nya untuk menguji diri apakah kehidupan eksternal telah sesuai dengan realitas internal? Jikalau tidak, maka kita perlu bertobat dan diperbarui oleh Tuhan. Surat Yakobus tetap berbicara kepada orang Kristen pada zaman ini untuk evaluasi diri.
Tujuan Penulisan surat Yakobus
Surat Yakobus tidak memberikan informasi yang spesifik tentang tujuan atau alamat suratnya tersebut. Dalam Yakobus 1:1, penulis hanya memberikan petunjuk bahwa suratnya ini ditujukan kepada ”keduabelas suku di perantauan”.Agaknya yang dimaksudkan adalah bangsa Yahudi yang berada di luar Palestina.
Istilah ”Kedua belas suku di perantauan”, dapat mengungkapkan untuk orang-orang Yahudi yang berada diluar tanah perjanjian, dan di sini melambangkan segenap umat Allah[5]. Kemungkinan juga, bahwa kedua belas suku yang dimaksudkan adalah orang-orang Yahudi yang berada di luar Palestina yang kepergian mereka karena penawanan, atau juga yang karena kemauan mereka sendiri untuk merantau.
Isi Surat Yakobus
Surat Yakobus banyak berisi mengenai hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Surat Yakobus tampaknya bertolakbelakang atau bertentangan dengan surat yang ditulis oleh Paulus. Berbedaan itu tampak pada penekanan yang diberikan dal;am masing-masing surat. Paulus menekankan hidup oleh karena iman. Sedangkan Yakobus, seolah ia menekankan perbuatan baik sebagai cara untuk memperoleh kehidupan.
Akan tetapi, pada dasarnya perbedaan itu adalah disebabkan karena perbedaan konteks tujuan surat itu ditulis. Yakobus menekankan perbuatan baik karena orang-orang yang ditujunya ada dalam situiasi yang tidak mengalami perkembangan atau pertumbuhan dalam imannya. Mereka menyatakan beriman, akan tetapi tidak menyatakan atau mewujudkan iman itu. Sehingga iman meeka tidak berbuah. Dan sebagai pemimpin jemaat di Yerusalem, Yakobus merasa bertanggung jawab untuk memberikan nasihat-nasihat kepada orang-orang Kristen yang berlatar belakang Yahudi. Dia mengetahui keadaan dan mau mengarahkan mereka dalam pergumulan yang mereka alami. Yakobus memberikan pengarahan bahwa iman harus dinyatakan dengan perbuatan. Seperti yang ia tuliskan dalam suratnya.
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yakobus 2:26 )
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17 )
Kedua kutipan ayat di atas memberikan penekanan yang disampaiklan oleh Yakobus untuk orang-orang perantauan bahwa iman tanpa adanya perwujudan melalui tindakan atau pertuatan pada hakikatnya adalah mati. Jadi sia-sia orang yang mengaku beriman tetapi dalam kehidupannya tidak menampakkan bahwa mereka beriman. Semuanya itu mati.
Ola Tuluan, dalam bukunya yang berjudul Introduksi Perjanjian Baru, membagi surat Yakobus ini ke dalam empat bagian atau pokok besar[7], yakni:
1.Nasihat-nasihat dalam menghadapi pencobaan (1:2-18).
2.Nasihat-nasihat untuk menjadi pelaku Firman Tuhan (1:19-25).
3.Bukti-bukti iman yang benar (1:26-5:6).
4.Anjuran dan dorongan (5:7-20).
Dari pembagian Surat Yakobus yang diberikan oleh Ola dalam bukunya tersebut, kita dapat melihat bahwa isi dari Surat Yakobus adalah banyak mengenai bagaimana cara hidup berjemaat secara keseharian. Berbagai nasihat dan teguran ditulis dalam surat ini. Ini sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada Yakobus, yaitu sebagai pemimpin ataudapat juga disebut sebagai gembala jemaat yang mempedulikan jemaatnya.
Yakobus bukan hanya memberikan suatu pengajaran teori saja. Dalam arti, bukan hanya untuk dipahami atau dimengerti saja. Akan tetapi Yakobus menuntut setiap pembaca suratnya agar melakukan setiap nedsihat-nasihat yang ada. Terlebih lagi terhadap Firman Allah. Ia menulis:
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya (Yakobus 1:22-24).
Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa Yakobus menuntut setiap pembacanya bukan hanya sebagai pembaca saja, melainkan juga sebagai pelaku dari apa yang dibacanya. Yang dalam hal ini adalah Firman Tuhan.
Yakobus menegaskan kepada setiap pembacanya mengenai hubungan para pembaca dengan Firman Tuhan. Tidak cukup para pembaca hanya bersikap ataupun berlaku sebagai pendengar saja, melainkan juga harus menjadi pelaku Firman itu. Dalam arti: setiap orang percaya (orang Kristen) dilahirkan kembali oleh Firman Allah. Dan hidup yang baru itu bergantung dari setiap Firman Allah. Tanpa Firaman Allah, maka hidup itu akan mati. Dengan demikian setiap orang percaya dapat mengerti betapa pentingnya Firman Allah yang berkuasa itu tertanam dalam hati orang-orang Kristen.
Dalam suratnya, Yakobus memakai ilustrasi yang sangat abik, ia mamakai ilustrasi tentang seseorang yang memandang mukanya di cermin. Yang hanya sepintas saja mengerti atau tahu bagaimana mukanya, tetapi seketika itu juga ia lupa akan mukanya sesaat setalah meninggalkan cermin. Ia tidak dapat memahami dengan sungguh-sungguh bagaimana mukanya itu. Demikian juga halnya dengan Firman Tuhan dalam kehidupannya, orang-oeang yang seperti ini adalah tipe orang yang hanya mendengar Firman Tuhan tanpa meresapinya dan tidak melakukannya. Hanya orang yang meneliti Firman Tuhan yang tidak akan melupakan Firman itu dan yang akan melakukannya dalam kehidupannya.
Tujuan Penafsiran Surat Yakobus
Pertama, biar tidak terjadi kesalapamahan dalam penafsiran dan maksud penulis surat.
Kedua, untuk memenuhi tuntutan tugas akhir dari mata kuliah Tafsir Perjanjian Baru pada semester VII dari dosen mata kuliah tafsir.

Pembatasan Tafsiran
Penafsiran mengenai tafsir Perjanjian baru begitu sangat luas dan banyak sekali oleh sebab Itu penulis sebagai penafsir hanya menafsir pada surat Yakobus satu kitab.

BAB II
PENAFSIRAN
Teks surat Yakobus
1:1 Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,
1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.
1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.
1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
1:16 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!
1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
1:23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
1:24 Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
1:25 Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
1:26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

2:1 Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
2:2 Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
2:3 dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
2:4 bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
2:6 Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?
2:7 Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?
2:8 Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
2:9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
2:10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
2:11 Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga.
2:12 Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang.
2:13 Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.
2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
2:25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
3:6 Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
3:13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.
3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
3:15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
3:18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
4:11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.
4:12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?
4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
5:1 Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
5:2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!
5:3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
5:5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
5:6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
5:12 Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.
5:13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!
5:14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
5:15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
5:18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.
5:19 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,
5:20 ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.

Garis Besar Surat Yakobus
a) Pendahuluan 1:1
b) Iman dan kebijaksanaan 1:2-8
c) Kemiskinan dan kekayaan 1:9-11
d) Cobaan dan godaan 1:12-18
e) Mendengar dan berbuat 1:19-27
f) Peringatan supaya tidak membeda-bedakan orang 2:1-13
g) Iman dan perbuatan 2:14-26
h) Orang Kristen dan ucapan-ucapan mulutnya 3:1-18
i) Orang Kristen dan dunia 4:1--5:6
j) Berbagai-bagai petunjuk 5:7-20

Pendahuluan 1:1
Pembukaan, dari surat Yakobus ini sudah menegaskan bahwa surat ini ditulis bukan untuk satu jemaat tertentu, melainkan 'kepada kedua belas suku di perantauan.
Siapakah 'kedua belas suku' yang dia maksudkan itu? Menurut makna dari bahasa sumbernya, kalimat itu
seharusnya diartikan sebagai 'mereka semua yang termasuk dalam kedua belas suku yang tersebar di
mana-mana'. Yakobus mengirim surat ini kepada kedua belas suku itu.
Siapakah yang dimaksud dengan 'kedua belas suku' itu? Banyak orang yang yakin bahwa kedua belas suku
itu menunjuk kepada orang-orang percaya yang termasuk bangsa Yahudi, bukan bangsa-bangsa asing.
Akibatnya, beberapa orang menyimpulkan bahwa surat ini tidak ditujukan kepada kita, orang percaya yang
bukan Yahudi. Saya pikir pemahaman seperti itu agak terlalu sempit. Karena ini adalah Firman Allah,
tentunya ditujukan kepada semua umat Allah, artinya, kepada semua murid yang benar-benar mengikuti
Yesus, entah dia orang Yahudi atau bukan - mereka itulah orang-orang Israel yang sejati.
Yakobus menggambarkan orang-orang percaya di zaman awal gereja sebagai kumpulan orang yang 'tersebar di berbagai tempat'. Dengan memakai cara itu di dalam menggambarkan orang-orang percaya pada masa awal, Yakobus membantu kita untuk melihat karakteristik khusus jemaat mula-mula. Kata 'tersebar' tidak sekadar menonjolkan kenyataan bahwa mereka berada di berbagai tempat, melainkan juga mengacu pada penyebaran mereka oleh Allah ke berbagai tempat demi penyebaran keyakinan itu, yaitu bagi kepentingan Yesus dan Injil-Nya. Ini adalah konsep yang sulit untuk kita pahami di zaman sekarang ini.
kata 'tersebar' tidak sekadar mengacu pada orang-orang percaya yang dicerai-beraikan ke berbagai negeri di dunia ini. Yang lebih penting lagi, kata ini mengacu kepada orang-orang percaya yang tersebar oleh karena penganiayaan agama. Hal itu tercatat di dalam Kisah 8:1, 'Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.' Perhatikan kata 'tersebar (scattered), kata ini sama artinya dengan dispersed, karena adanya penganiayaan, para murid saat itu tersebar ke Yudea dan Samaria. Apakah ini suatu kemalangan? Dari sisi permukaannya, sepertinya para murid tercerai-berai akibat adanya penganiayaan. Jika Anda perhatikan Kisah 8:1 lewat mata iman, Anda akan melihat bahwa sebenarnya Allah-lah yang menyebarkan mereka ke berbagai negeri. Dan tujuan di balik ini adalah Dia ingin agar mereka memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Kisah 8:4 memberitahu kita tentang sikap hati para murid yang tersebar ke berbagai tempat, yang ternyata bukanlah sikap hati yang pasif. Mereka mengerti bahwa pergi ke berbagai negeri untuk memberitakan Injil adalah kehendak Allah. Sikap hati para murid itu aktif. Mereka ingat tugas besar yang telah diberikan oleh Yesus kepada mereka. Mereka mengerti akan hati Allah di balik penganiayaan itu. Alasan mengapa mereka begitu aktif dan sangat lincah bergerak adalah karena mereka tidak pernah memandang dunia ini sebagai tempat menetap bagi mereka. Dan justru karena mereka memiliki sikap hati yang seperti ini, mereka dapat dengan mudah dipimpin oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil ke berbagai tempat. Ini juga alasan mengapa Injil begitu cepat tersebar di zaman gereja mula-mula.
Iman dan kebijaksanaan 1:2-8
Ayat 2-4, dia menyuruh kita bersukacita di dalam berbagai ujian itu! Mentalitas macam apakah ini? Apakah itu berarti bahwa dia ingin agar kita mencari-cari penderitaan? Mengapa kita harus bersukacita di dalam berbagai-bagai ujian? Bagaimana kita dapat bersukacita saat menghadapi berbagai macam perkara yang tidak kita senangi? Mungkin kita perlu membaca sedikit lebih jauh lagi untuk mencari petunjuk tentang hakekat dari ujian-ujian yang disebutkan di sini. Bagaimana pun juga, kita tahu persis bahwa ujian yang dibicarakan oleh Yakobus ini jelas bukan hal- hal yang menyenangkan. Sebelum kita masuk dalam pengertian mengapa kita harus bersukacita di dalam berbagai ujian, pertama- tama kita harus mengerti ujian macam apa yang dibicarakan oleh rasul Yakobus di sini. Jika Anda baca Yak. 1:2-8, Anda akan segera melihat bahwa Yakobus sedang berbicara tentang ujian iman. Kita bisa melihat poin ini di dalam ayat 3. Saudara, tahukah Anda bahwa iman Anda kepada Allah harus melalui pengujian? Banyak orang yang berpikir bahwa percaya kepada Yesus itu adalah hal yang sangat mudah. Banyak orang berpikir bahwa dengan menyatakan diri mereka 'percaya' kepada Yesus maka mereka sudah menjadi Kristen. Selanjutnya segenap kehidupan mereka akan aman dan terjamin, segala sesuatu akan berjalan lancar, dan mereka bisa menikmati kehidupan yang stabil di dunia ini, tinggal menunggu saat pergi ke surga saja. Suatu hari, saat mereka menghadapi kesulitan dan ujian, mereka akan sangat terkejut, mereka akan mulai mengeluh, dan beberapa orang bahkan akan meninggalkan iman mereka. Mereka tidak tahu bahwa orang- orang Kristen harus menghadapi banyak ujian. Anda bisa katakan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan Kristen. Ujian juga merupakan satu aspek yang sangat penting dari kehidupan Kristen. Di sini, Yakobus ingin mengingatkan kita bahwa iman kita kepada Allah pasti akan diuji. Saat kita menghadapi ujian, bagaimana pun juga, kita tidak boleh lupa bahwa berkat Allah tersembunyi di dalam ujian itu. Inilah tepatnya hal yang disampaikan di dalam ayat 12 - Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah.
Ayat 4 memberitahu kita alasannya. Ujian iman membantu kita untuk menjadi sempurna, utuh, tidak kekurangan sesuatu apapun. Apa maksudnya? Menjadi 'sempurna' bukan berarti menjadi tanpa cela. Bukan berarti bahwa seseorang tidak lagi membuat kesalahan apapun. Kesempurnaan yang disebutkan di sini berkaitan dengan kedewasaan rohani.
Ayat 5-8, Dalam rangka memahami ayat 5-6 dengan benar, kita harus memahami dan menangkap premis (pernyataan yang mendasari) kedua ayat itu. Apakah premis dari ayat 5-6? Dapatkah Anda melihat adanya hubungan di antara ayat 4 dan 5? Ayat 4 berbicara tentang hal 'tidak kekurangan sesuatu apapun' dan ayat 5 berkata, 'apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat'. Harap diperhatikan bahwa kata 'kekurangan' di ayat 5 dan 4 itu sebenarnya memiliki arti yang sama. Bahkan di dalam bahasa Yunaninya, keduanya memakai kata yang sama yang berarti 'tidak mencukupi' atau 'kurang'.
. Jadi, kata 'kekurangan' di dalam ayat 5 jelas merupakan lawan kata dari 'tidak kekurangan' di dalam ayat 4. Jadi, "tidak kekurangan suatu apapun" (ay.4) merupakan suatu antonim (berlawanan makna) kepada "kekurangan' di ayat 5.
Ayat 8, Sering kali, kita meragukan kesetiaan dan realitas Allah. Kita menduga bahwa Dia hanya bermurah hati kepada orang lain, dan tidak kepada kita. Hati yang mendua ini akan membuat kita tidak dapat secara total percaya kepada Allah dan mengabdi serta mengikut Dia sepenuhnya. Setelah memahami makna dari ayat 5-8 secara umum, mari kita beralih ke Yak 1:2-4. Kita perlu pikirkan tentang hubungan antara ayat 2-4 dengan ayat 5-8. Sebelum ini, kita telah melihat bahwa ayat 2-4 berbicara tentang ujian iman. Akan tetapi ayat 5-8 berbicara tentang hal meminta hikmat kepada Allah. Apakah hubungan antara keduanya? Saya harap setiap orang secara perlahan dapat melihat hubungan antara kedua bagian bacaan itu. Secara sederhananya - di satu sisi, rasul Yakobus mendorong kita untuk meminta hikmat rohani kepada Allah, di sisi lain, dia juga mengingatkan kita tentang alat yang dipakai oleh Allah dalam membantu kita memperoleh hidup yang berkelimpahan itu. Yakobus mengingatkan kita di dalam ayat 2-4 bahwa Allah akan menolong pertumbuhan kita melalui ujian iman. Jika kita ingin menerima hikmat dan kualitas kehidupan rohani dari Allah, maka kita harus siap untuk menerima cara Allah di dalam membantu pertumbuhan rohani kita. Kita juga harus siap membayar ongkos yang diperlukan buat pertumbuhan itu. Inilah sebabnya mengapa iman sangat penting. Di dalam proses ini, kita harus bertahan dalam keyakinan kita kepada kebaikan dan ksesetiaan Allah. Kita harus bersandar sepenuhnya kepada Dia, dan dengan teguh mempercayai bahwa semua ujian yang datang kepada kita itu adalah dalam rangka membersihkan hidup kita dan membuat kita menjadi semakin serupa dengan Tuhan. Saat kita menghadapi ujian iman, mungkin kita tidak mengerti atau melihat apa tujuan Allah di balik ujian itu. Akan tetapi, setelah melewati ujian iman itu, hidup kita telah dibawa selangkah lebih maju ke arah kesempurnaan. Selanjutnya, kita akan bisa menggemakan ucapan si pemazmur, 'Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.' (Maz 139:17-18). Di sesi yang akan datang kita akan mempelajari Yak 1:9-12. Kita akan merenungkan mengapa tiba-tiba Yakobus berbicara tentang orang yang miskin dan kaya harta. Apakah kaitan antara bagian bacaan tersebut dengan yang sebelumnya?

Kemiskinan dan kekayaan 1:9-11
1:9-11. Sebenarnya, cara terjemahan versi Terjemahan Baru (LAI) sangat menyesatkan pembaca. Memberi kesan yang salah pada pembaca karena ayat 9-11 itu terpisah dari ayat- ayat sebelum dan sesudahnya. Padahal, ayat 9-10 justru mengikuti alur pemikiran yang sama dengan konteksnya. Bagaimana membuktikannya? Mari kita baca kembali ayat 12. Di sini, rasul Yakobus berbicara tentang hal 'bertahan dalam pencobaan' dan juga 'tahan uji'. Kata 'pencobaan (temptation)' di ayat 12, di dalam bahasa Yunaninya memakai kata yang sama dengan kata 'pencobaan (trials)' di ayat 2. Dan kata 'ujian
Cobaan dan godaan 1:12-18
ayat 12 memakai kata yang sama dengan 'ujian (testing)' di ayat 3. Sekalipun kata 'ujian (testing)' dan kata 'pencobaan (temptation)' adalah kata yang berbeda, mereka memiliki makna yang sama di dalam pandangan rasul Yakobus - tidak ada perbedaan di antara keduanya bagi Yakobus. Kita bisa mencocokkan poin ini ke ayat 2-3. Kedua kata itu digunakan dalam pengertian yang sama. (Saya akan menjelaskan poin ini dengan lebih rinci lagi di dalam pembahasan surat Yakobus yang selanjutnya.) Saya harap melalui analisis ini, Anda bisa melihat bahwa di dalam ayat 12 rasul Yakobus masih berbicara tentang hal yang sama, yaitu bertahan dalam pencobaan dan hal tahan uji. Dia masih membahas topik tentang ujian iman; alur pemikirannya masih belum beralih dari ayat 2. Di dalam ayat 2, Yakobus ingin agar kita bersukacita di dalam berbagai pencobaan. Mengapa kita harus bersukacita di dalam berbagai pencobaan itu? Jawabannya ada di ayat 12. Ujian iman bukan saja membantu kita bertumbuh, ia bahkan membantu mempersiapkan agar kita layak menerima mahkota kehidupan di hari nanti. Di sinilah letak makna penting dari ujian iman. Mari kita beralih ke Wah 2:10. Harap diperhatikan apa yang diucapkan oleh Yesus kepada jemaat: tujuan utama dari ujian iman adalah untuk mempersiapkan kita agar menjadi layak menerima mahkota kehidupan.
Di dalam ayat 13-15 ini, rasul Yakobus masih membahas topik 'ujian iman'. Mengapa saya berkata demikian? Karena kata 'dicobai (tempted)' di dalam ayat 13, di dalam bahasa Yunaninya adalah kata yang sama dengan kata 'pencobaan (trials)' di ayat 2. Makna kata Yunani yang dipakai itu adalah 'test (ujian), trial (pencobaan, aniaya), temptation (pencobaan, godaan)'. Makna asli ketiga kata itu sama sekalipun ketiga kata itu tidak selalu diterjemahkan dengan kata yang sama di dalam Yakobus pasal satu. Harap diperhatikan bahwa makna dasarnya adalah 'menguji'. Ini menunjukkan kepada kita bahwa rasul Yakobus masih membahas topik yang sama bahkan sampai ke ayat 13 - yaitu tentang ujian iman. Mari kita pusatkan perhatian pada ayat 13. Apa yang sedang disampaikan oleh rasul Yakobus di sini? Mengapa dia menyuruh kita untuk bersukacita dalam berbagai pencobaan di dalam ayat 2, akan tetapi dia juga berkata bahwa Allah tidak mencobai siapapun? Apakah hubungan antara ayat 13-15 dengan ayat-ayat sebelumnya? Di alur pemikiran yang manakah ayat 13-15 ini berada? Kita memiliki petunjuk dari kata 'pencobaan (tempt)' ini. Yakobus memandang ujian iman dari sudut positif di dalam ayat 2-12. Di sepanjang alur itu, rasul Yakobus menganggap kita semua bisa bergantung kepada kasih karunia Allah, untuk bertahan dan mengatasi ujian. Namun di dalam kenyataannya, berapa banyak orang Kristen yang menang di dalam ujian iman ini? Banyak orang Kristen yang bukannya mengatasi ujian, tapi malah jatuh ke dalam dosa dan menjadi tidak setia kepada Allah karena pencobaan atau ujian ini. Bagaimana seharusnya kita memandang akibat dari kegagalan bertahan menghadapi ujian iman ini? Banyak orang Kristen yang meremehkan ujian iman ini. Tentu saja, mereka memandang bahwa mampu mengatasi adalah yang terbaik, namun jika gagal, tidak menjadi masalah - kerugiannya hanya sebatas tidak memperoleh hadiah, yaitu mahkota kehidupan. Bagi mereka, mahkota itu sama sekali tidak penting karena, dalam keadaan apapun, mereka sudah pasti akan masuk ke dalam kerajaan surga. Jadi, ujian iman bagi mereka tidak ada konsekuensinya sama sekali. Jika Anda juga memiliki mentalitas semacam ini, maka ayat-ayat di dalam Yak 1:13-15 ditujukan bagi Anda.
Ayat 16-18, Rasul Yakobus berkata, "Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!" Mengapa secara tiba-tiba dia berkata, "Jangan sesat"? Kalimat ini, di dalam bahasa aslinya seharusnya diterjemahkan dengan, "Janganlah tertipu (janganlah menipu dirimu sendiri), saudara-saudara yang kukasihi." Ini bukan menunjuk kepada orang yang kadang kala salah menilai atau keliru menghakimi sesuatu persoalan karena kecerobohan. Tetapi di sini, yang dimaksudkan adalah permasalahan yang muncul di dalam kehidupan Kristen yang menyebabkan hatinya menjauh dari Allah dan hidup dalam keadaan menipu diri sendiri. Mengapa saya berkata seperti itu? Karena ayat-ayat sebelumnya, yaitu ayat 14-15, berbicara tentang pencobaan dari keinginan. Keinginan kita akan menipu diri kita sampai kita menjauh dari jalan Allah dan membuat kita jatuh dalam dosa. Jika kita gagal bertobat di dalam keadaan itu, maka kita akan berakhir di dalam maut! Inilah nasehat dan keprihatinan rasul Yakobus pada jemaat. Karena keprihatinan itu, dia berkata, "Janganlah tertipu, saudara-saudara yang kukasihi." Ujian iman sangatlah penting. Sukses atau keberhasilan kita akan menunjukkan tingkat kehidupan rohani kita. Saat kita tidak mampu bertahan menghadapi ujian dan kita berbuat dosa, hal ini menunjukkan bahwa kita telah tertipu oleh keinginan kita. Jika kita tidak bertobat pada saat itu, maka kita akan berakhir di dalam maut! Jadi kita harus berhati-hati dan harus menguji sikap hati dan tingkat kerohanian kita jika kita sering kali tidak memiliki kuasa untuk mengatasi pencobaan itu.
Akan tetapi Yakobus tidak berkata, "Jangan khawatir, saudara-saudaraku yang kukasihi." Yang dia katakan adalah, "Janganlah tertipu/menipu diri sendiri." Paulus mengatakan hal yang sama kepada jemaat di Korintus. Mari kita berpaling kepada 1 Korintus 6:9-10. Paulus mengatakan hal ini kepada orang-orang yang percaya kepada Tuhan, "...orang-orang yang tidak adil (termasuk mereka yang percaya juga) tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah..." Banyak orang Kristen yang berpikir bahwa mereka diselamatkan karena mereka telah percaya sehingga cara hidup mereka menjadi tidak penting lagi. Mereka percaya bahwa mereka masih bisa menjalani hidup ini di dalam keserakahan, percabulan, memfitnah dan mencuri. Inilah persoalan yang sedang dibahas oleh Paulus dan Yakobus: jemaat bisa masuk di dalam tipu daya tanpa pernah mengetahuinya. Apakah Anda menyimpan pemikiran yang sama di dalam hati Anda? Percaya kepada Tuhan, berbuat kejahatan semaunya, dan Anda tetap masuk ke dalam surga? Allah menguji iman kita melalui berbagai cara dan sarana.
Mendengar dan berbuat 1:19-27
Ayat 19, rasul Yakobus mengajar kita untuk cepat mendengar. Kata 'mendengar' ini tentu saja tidak berkaitan dengan hal memakai telinga kita untuk mendengar, tetapi menerima Firman-Nya dengan hati yang lemah lembut. Sering kali, saat kita mendengar hal yang tidak kita sukai, atau tidak kita setujui, kita akan bergegas membantahnya atau bahkan menjadi marah terhadap orang lain. Kita perlu memeriksa sikap hati kita - mengapa kita tidak mampu untuk cepat mendengar? Apakah karena kita kurang lemah lembut?
Ayat 20 mengingatkan kita untuk tidak menjalankan kebajikan Allah dengan semangat lahiriah saja. Banyak orang yang gemar berdebat tentang prinsip-prinsip Alkitab. Mereka mengira dengan melakukan hal itu mereka sedang giat bekerja bagi Allah. Allah tidak menginginkan semangat lahiriah yang semacam ini. Yang Dia kehendaki adalah hati yang lemah lembut. Mari kita lihat 1 Petrus 3:15 bersama-sama. Jika kita tidak lemah lembut, maka Allah tidak bisa menggenapi kehendak-Nya di dalam hidup kita. Yang bisa dicapai oleh semangat yang bergebu-gebu dari kedagingan kita hanyalah tujuan pribadi kita sendiri. Jadi, kelemahlembutan yang dimaksud oleh Yakobus sebenarnya adalah hati yang dapat diajar - hati yang bisa dibentuk oleh Tuhan. Tanpa kelemahlembutan, Firman Allah tidak akan dapat masuk ke dalam hidup kita, seperti yang terjadi pada tanah jenis yang pertama dalam perumpamaan tentang penabur. Atau, Firman Allah masuk secara dangkal di dalam hati kita, namun tidak bisa mengubah diri kita secara total, seperti yang terjadi pada tanah jenis kedua.
ayat 21, bahwa masih ada beberapa hal lain yang perlu kita kerjakan untuk bisa menerima Firman Allah. Kita harus menyingkirkan segala yang kotor dan kejahatan kita. Itulah hal-hal mendasar yang perlu kita lakukan. Secara sederhananya, kita disuruh bertobat. Sering kali, kita sangat mengharapkan kebaikan Allah dan juga kuasa Firman-Nya. Kita bahkan mencurahkan segenap usaha di dalam mempelajari Alkitab. Namun di saat yang bersamaan, kita tidak membuang kekotoran dan kejahatan kita. Mempelajari Firman Allah dengan sikap hati yang seperti ini tidak akan memberikan perubahan di dalam hidup kita. Malahan, cara ini hanya akan membuat orang jadi cepat bicara, dan cepat marah, karena kepala kita penuh sesak dengan pengetahuan yang membuat kita sombong padahal hidup kita belum mengalami kuasa keselamatan Allah. Paulus mengangkat masalah yang sama di dalam 2 Timotius 3:6-7. Mengapa ada orang yang terus belajar tetapi tak pernah sampai pada pengetahuan tentang kebenaran? Ayat 6 memberitahu kita bahwa hal ini disebabkan oleh karena orang-orang itu dipenuhi oleh dosa dan nafsu. Ibarat cangkir yang telah penuh dengan air kotor, jika cangkir itu tidak mau dikosongkan serta dibersihkan, maka ia tidak akan bisa diisi dengan air bersih. Sekalipun Anda paksa menuangkan air bersih ke dalamnya, rasa air itu akan berubah. Kehidupan Anda tidak bisa diisi secara bersamaan dengan kebaikan dan kejahatan.
ayat 22 ini. Rasul Yakobus menyuruh kita untuk tidak sekadar menjadi pendengar firman, tetapi dia juga tidak berkata bahwa mendengarkan firman itu tidak penting. Pokok masalah yang ingin ditangani oleh rasul Yakobus adalah: banyak orang yang suka mendengarkan khotbah akan tetapi mereka tidak mempraktekkan apa yang telah mereka dengarkan karena begitu cepat mereka melupakannya. Dia menyebut fenomena ini dengan istilah 'menipu diri sendiri'. Orang Kristen semacam ini sebenarnya sedang menipu diri mereka sendiri.
ayat 23-24. Hal pertama yang kita suka lakukan setiap pagi di saat kita bangun tidur, atau sebelum kita melangkah keluar dari rumah, adalah bercermin. Mengapa kita ingin bercermin dulu? Kita berharap, dengan bercermin, untuk bisa melihat apakah penampilan kita masih perlu dirapikan sebelum kita keluar dari rumah - agar kita tidak ditertawai orang karena terlihat aneh. Salah satu manfaat utama dari cermin adalah membantu kita menjaga penampilan tetap baik. Coba pikirkan akibat buruk yang akan timbul jika di dunia ini tidak ada benda.
ayat 25 - meneliti hukum Allah. Orang yang tidak serius menyimak Firman Allah tidak akan dapat mengalami kuasa yang mengubah hidup. Seperti yang dikatakan oleh rasul Yakobus, orang ini seperti orang yang sedang bercermin, dalam sekejap dia sudah lupa bagaimana rupanya. Cermin itu tidak bermanfaat apa-apa bagi dia. Demikian pula, jika hati kita tidak serius pada Firman Tuhan, maka kita tidak akan menyimak dengan teliti dan akibatnya, kita akan segera lupa pada apa yang telah kita dengar. Oleh karena itu, kesigapan dalam menyimak dan meneliti Firman Allah adalah sikap hati yang sangat penting.
Ayat 26-27, Sebelum masuk ke dalam kedua ayat itu, rasul Yakobus terus menerus berbicara tentang hal melakukan firman. Apakah arti melakukan firman itu? Apakah hal yang termasuk dalam melakukan firman itu? Apakah melakukan firman berarti kita bertindak secara harfiah sesuai dengan firman yang ada di dalam Alkitab? Yakobus memberitahu kita bahwa ada dua cara untuk melakukan firman. Mari kita lihat lagi Yak 1:26. Ada dua macam ibadah yang disebutkan di sini: yang satu adalah ibadah yang benar, sedangkan yang satunya lagi adalah apa yang disebut oleh Yakobus sebagai, 'sia-sia' (Yakobus memberitahu kita bahwa dari sudut pandang Tuhan semua perbuatan baik yang hanya di luarnya saja adalah sia-sia). Apakah ibadah yang sia-sia mengacu pada mereka yang mendengarkan namun tidak melakukan firman? Sebagai contoh, ibadah orang-orang Farisi jelas termasuk ke dalam jenis ibadah yang sia-sia. Apakah ini berarti bahwa mereka hanya mendengar tanpa melakukan firman? Jelas tidak. Sebaliknya, mereka sangat giat mentaati hukum Taurat. Karena orang-orang Farisi yang taat kepada hukum Taurat itu dipandang sebagai orang yang ibadahnya sia-sia, maka muncul pertanyaan: Anda mungkin sangat bersemangat mentaati Firman Tuhan, namun bagaimana Anda dapat memastikan bahwa semangat Anda di dalam melakukan firman itu berbeda dengan orang-orang Farisi? Apakah yang dimaksudkan oleh rasul Yakobus saat dia berbicara tentang hal melakukan firman? Tidakkah dia sedang berbicara tentang mempraktekkan Firman Allah? Memang tidak dapat disangkal bahwa mempraktekkan apa yang sudah didengar itu termasuk dalam hal melakukan Firman Allah. Yak 1:27 dan juga Yak 2:15-16 menegaskan hal ini kepada kita. Akan tetapi, rasul Yakobus mengacu pada pokok yang jauh lebih luas daripada ini di saat dia sedang berbicara tentang hal melakukan firman itu.
Jadi, melakukan firman itu termasuk menerima dan mengijinkan firman itu mengubah hati kita. Ini juga hal yang disampaikan oleh ayat 27 - agar kita menjaga supaya kita sendiri tidak dicemarkan oleh dunia: nilai- nilai yang kita pegang tidak dipengaruhi atau dikendalikan oleh nilai-nilai dunia. Sebaliknya, cara hidup kita dikendalikan oleh nilai-nilai Allah. Setelah itu, barulah perilaku, kata-kata dan setiap tindakan kita, juga hubungan dengan orang lain, bisa menuruti kehendak Allah. Barulah setelah itu kita bisa disebut sebagai pendengar dan pelaku firman. Kita harus pahami poin ini dengan jelas untuk bisa mengerti isi pasal 2. Kata 'perbuatan (works)' yang dibicarakan oleh rasul Yakobus ini tidak mengacu pada perkara ketaatan lahiriah terhadap hukum Taurat. Tindakan lahiriah tidak selalu merupakan bukti atas ibadah yang sejati.
Peringatan supaya tidak membeda-bedakan orang 2:1-13
Ayat 1-7, Yakobus berbicara tentang pentingnya menjadi pendengar dan pelaku firman mulai ayat 19 dan seterusnya. Penekanan ini melebar sampai ke pasal 2. Rasul Yakobus membahas masalah yang lazim terjadi di tengah jemaat di dalam Yak 2:1-7, yaitu sikap memandang muka. Jika Anda seorang non-Kristen, harap jangan menganggap aneh jika sikap berat sebelah juga ada di tengah gereja.
Mengapa rasul Yakobus sangat serius dalam memandang persoalan ini? Yakobus memberitahu kita di dalam ayat 5 bahwa sudah menjadi sifat Allah untuk memelihara mereka yang miskin dan yang rendah. Saat Yesus datang ke dunia ini, Dia tidak memilih untuk dilahirkan di Yerusalem atau di tengah keluarga bangsawan. Dia malah memilih untuk tinggal di Galilea. Galilea adalah daerah miskin dan tertinggal. Para bangsawan dan bahkan orang-orang yang religius memandang remeh orang-orang Galilea. Akan tetapi Yesus memilih untuk tinggal di tempat ini. Melalui Yesus, Allah ingin menyampaikan pesan bahwa Dia memelihara orang miskin, bahwa Dia tahu derita yang mereka tanggung di dunia ini dan bahwa Dia ingin melegakan mereka dengan keselamatan. Apakah ini berarti bahwa orang miskin itu pasti memiliki kaya iman? Jelas tidak. Memang benar bahwa Allah peduli pada mereka yang miskin dan yang menderita, tapi bukan berarti bahwa mereka tidak perlu bertobat dan meninggalkan kejahatan. Itu sebabnya mengapa di ayat 5 rasul Yakobus menekankan poin bahwa hanya mereka yang mengasihi Allah yang bisa mewarisi Kerajaan Allah. Jadi, baik yang kaya atau yang miskin, semua harus bertobat, meninggalkan kejahatan, dan mengasihi Allah dengan segenap hati mereka supaya mereka dapat mewarisi kerajaan Allah. Kita harus pahami poin ini dengan jelas. Saat rasul Yakobus menyuruh kita untuk tidak memilih kasih, dia tidak berkata bahwa kita harus berpihak pada orang miskin. Penekanannya adalah bahwa kita tidak boleh memandang muka. Kita harus memandang setiap orang berdasarkan kebenaran dan hati Allah (ayat 4). Jadi, ketika Yakobus berkata bahwa Allah telah memilih orang miskin di dalam ayat 5, dia tidak berkata bahwa Allah berpihak kepada orang miskin tanpa syarat. Maksud Yakobus adalah bahwa Allah mengingat penderitaan mereka dan melalui Yesus Kristus, Dia ingin menyatakan keselamatan pertama-tama kepada mereka.
Ayat 6 dan 7 memberitahu kita bahwa orang kaya justru menindas orang Kristen sejati dan menghujat nama Allah. Jika Anda pelajari Alkitab dengan cermat, Anda akan melihat bahwa Alkitab tidak menyebutkan hal yang baik-baik tentang orang kaya. Orang kaya sering kali bersandar pada kekayaan mereka dan harta mereka itu menjadi ilah bagi mereka. Kekayaan dengan mudah bisa membuat orang menjadi sombong dan buta. Seorang yang kaya biasanya secara materi akan menjadi miskin jika dia benar- benar bersandar kepada Allah, karena dia akan memakai uangnya untuk melayani Allah dan menolong mereka yang kekurangan. Saya mengenal seseorang yang memutuskan untuk memakai uangnya untuk melayani Tuhan setelah mempercayai Yesus. Dia membuka pabrik di daerah Selatan dan mempekerjakan banyak orang Kristen. Dia menyatakan ingin memakai semua keuntungannya untuk pekerjaan Tuhan. Akan tetapi, saat bisnisnya berkembang, dia mulai mengeksploitasi pekerjanya, membayar mereka gaji minimal untuk jam kerja yang sangat panjang. Beberapa saudari seiman mulai jatuh sakit akibat kelelahan kerja. Demikianlah, uang sering menimbulkan godaan yang sangat kuat kepada kita, dan membuat kita menjadi tidak sepenuh hati di dalam mengikut Allah. Kita mungkin bahkan melangkah lebih jauh dengan memanfaatkan nama Allah untuk memperalat orang lain demi keuntungan kita. Bukankah ini persis seperti yang dikatakan oleh Yakobus - menindas orang dan menghujat nama Allah? Yesus berkata bahwa lebih mudah bagi seekor unta untuk masuk melalui lubang jarum daripada bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tuhan bukannya mau mempersulit orang kaya. Sebearnya Dia sedang berkata: orang kaya sering jatuh ke dalam berbagai macam dosa akibat kekayaan mereka, dan menjadi musuh Allah. Jadi Anda lihat, jika orang kaya yang menjadi musuh Allah itu kita idolakan, bukankah kita juga sedang melawan Allah? Bukankah gereja lantas menjadi musuh Allah? Ijinkan saya membuat rangkuman singkat. Di dalam ayat 1, Yakobus mengingatkan kita, orang-orang yang percaya kepada Yesus, untuk tidak bersikap berat sebelah kepada orang lain. Mengapa? Rasul Yakobus tidak peduli apakah kita punya uang atau tidak. Yang dia pedulikan adalah nilai-nilai apa yang kita pegang. Sebagai jemaat Allah, umat Allah, pikiran kita seharusnya mencerminkan pikiran Allah: kita seharusnya peduli pada apa yang dipedulikan oleh Allah; dan kita harus membenci apa yang dibenci oleh Allah. Sebagai orang yang percaya dan melayani Yesus, kita seharusnya mengejar harapan yang di surga. Akan tetapi, mengapa di dalam kenyataannya, kita masih sangat menghargai hal-hal yang duniawi - uang, gengsi dan kedudukan? Mungkin kita tidak mengaku bahwa kita sangat menghargai hal-hal yang duniawi, akan tetapi cara kita memperlakukan orang lain sangat mencerminkan nilai-nilai yang kita pegang. Yakobus sangat peduli tentang perubahan di dalam nilai-nilai yang kita pegang. Jika nilai-nilai duniawi kita tidak berubah, maka kita akan bergerak menentang Allah dan bukannya mencerminkan karakter dan kemuliaan Allah di setiap tindakan kita. Kita akan menjadi musuh-Nya karena kita akan meremehkan hal-hal yang dipedulikan oleh Allah dan menikmati hal-hal yang dibenci oleh Allah.
Rasul Yakobus banyak berbicara mengenai ajaran tentang Hukum di ayat 8-13. Kata "hukum" muncul di setiap ayat dari ayat 8 hingga 12. Dalam 6 ayat yang singkat, kata "hukum" muncul sebanyak 6 kali. Mengapa Yakobus mendiskusikan tentang hal hukum di sini? Bukankah kita sering mendengar dari pengkhotbah Kristen bahwa orang Kristen tidak lagi berada di bahwa hukum? Bahwa kita umat Perjanjian Baru tidak perlu lagi menaati hukum? Apakah ini berarti bahwa orang Kristen dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan dan bertindak sesuai dengan dorong hati mereka sendiri? Mengapa rasul Yakobus berbeda pendapat dari kebanyakan pengkhotbah sekarang ini? Mari kita baca ayat 8 sekali lagi. Yakobus mau kita menaati hukum yang utama. Apa itu hukum yang utama? Sebenarnya dalam bahasa aslinya, katanya adalah "royal law" dan kata "royal" dalam bahasa aslinya adalah "apa yang menjadi milik Raja". Ini berarti, hukum dari raja atau satu dekrit yang dikeluarkan oleh raja khusus untuk ditaati oleh umat-nya. Mari kita juga membaca ayat 9. Yakobus berkata di sini bahwa kita sedang melanggar hukum di saat kita memilih kasih. Baca juga ayat 10 dan 11. Di sini, Yakobus sekali lagi berbicara mengenai menaati seluruh hukum. Ia memberitahu kita bahwa jika kita gagal dalam satu hal, berarti kita ternyata telah melanggar seluruh hukum itu. Mari kita membaca ayat 12. Yakobus memberitahu kita bahwa kata-kata dan perbuatan kita harus sesuai dengan hukum. Dengan kata lain, Yakobus sedang memperingati kita tentang pentingnya hukum. Karena kita adalah warga kerajaan surga, kita harus bertindak sesuai dengan hukum Tuhan. Kita telah melanggar seluruh hukum itu hanya dengan mengabaikan bagian kecil dari hukum Tuhan. Yakobus juga mengingatkan kita bahwa Tuhan akan menghakimi kita sesuai dengan hukum kerajaan Surga. Jadi, apakah orang Kristen itu hidup dengan hukum atau tanpa hukum? Apakah kita berada di bawah hukum? Bukankah rasul Paulus memberitahu kita di Galatia dan Roma bahwa semua yang percaya pada Yesus tidak lagi berada di bawah hukum? Jadi, sebenarnya siapa yang benar dan siapa yang salah? Sangat mudah bagi banyak orang Kristen, termasuk pengkhotbah untuk salah menafsirkan firman Tuhan karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang ajaran Alkitab. Contohnya, apa arti dari kalimat "tidak lagi di bawah hukum"? Banyak orang Kristen yang memahami kalimat ini sebagai berarti bahwa mereka tidak lagi perlu menaati hukum apa pun dan tidak perlu mempertanggungjawabkan ketidak-taatan itu. Bahkan ada pengkhotbah sampai mengajarkan bahwa orang Kristen akan diselamatkan sekalipun jika mereka melakukan perzinahan atau membunuh karena kita tidak lagi bergantung pada ketaatan pada hukum untuk keselamatan kita. Jika memang ini benar, lalu mengapa kata-kata Yakobus di sini begitu bertolak belakang dari pemahamam itu? Yakobus melanjutkan di ayat 12 untuk berkata bahwa perbuatan kita harus sesuai dengan hukum karena Allah akan menghakimi kita sesuai dengan hukum. Banyak pengkhotbah dan orang Kristen yang sangat bingung dengan kata-kata rasul Yakobus. Beberapa sampai berpikir bahwa pandangan Yakobus tentang keselamatan berbeda dari pandangan Paulus karena Paulus sering menekankan bahwa kita berada di bawah anugerah dan tidak lagi berada di bawah hukum (Rom. 6.14). Lagi pula, Paulus seringkali memberitahu kita di dalam surat-suratnya untuk tidak bergantung pada hukum untuk keselamatan (Gal. 5.4)
kita merupakan umat yang telah menerima belas kasihan dari Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah raja kita dan hukum dari kerajaan-Nya dirangkum di dalam perintah mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Ia juga mempersyaratkan kita untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Ini adalah perintah yang harus ditaati oleh setiap orang yang telah menerima belas kasihan. Kita tidak dapat mencapai standard absolut di dalam mengasihi sesama seperti diri kita sendiri tetapi Yakobus memberitahu kita bahwa Allah adalah penuh belas kasihan dan jika kita belajar untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain di dalam kehidupan seharian kita, kita pasti akan menerima belas kasihan-Nya di Hari Penghakiman nanti. Memandang muka bertentangan dengan semangat mengasihi sesama seperti diri kita sendiri karena kita sedang tidak menunjukkan belas kasihan Kristus kepada orang lain. Denan memilih kasih dan memandang muka, kita sedang menyangkal identitas kita sebagai warga kerajaan Surga. Hal ini juga membuktikan bahwa kita tidak layak untuk menerima rahmat dari Allah (Mat. 18.21-24). Yesus Sendiri berkata kepada kita, "berbahagialah orang yang berbelas kasihan karena mereka akan beroleh belas kasihan." (Mat. 5.7) Setiap orang Kristen harus menghadapi penghakiman Allah (Yak. 5) dan standard atau asas penghakiman adalah "mengasihi sesama seperti diri kita sendiri". Tidaklah mungkin bagi kita untuk mencapai standard yang mutlak tetapi jika kita sepenuhnya berserah untuk hidup di bawah pemerintahan Allah dan mengejar hal mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, kita pasti akan ditunjukkan belas kasihan pada akhirnya. Kita tidak perlu takut akan penghakiman. Malah kita akan merindukannya, karena kita akan menerima belas kasihan Allah. Janganlah tertipu dengan pengajaran palsu bahwa orang Kristen tidak lagi perlu menghadap penghakiman Allah karena hal ini bertentangan dengan ajaran Tuhan (contohnya di perumpamaan domba dan kambing). Hanya mereka yang sesungguhnya mengasihi Allah yang tidak perlu takut pada penghakiman Allah karena mereka melakukan segala sesuatu di dalam kehendak Allah. Mereka merdeka karena mereka hidup sesuai dengan hukum yang memerdekakan mereka.
Iman dan perbuatan 2:14-26
Ayat 14, Rasul Yakobus memberitahu kita dengan sangat jelas di dalam bahwa iman tanpa perbuatan itu tidak ada gunanya. Dia juga melanjutkan dengan menanyakan apakah iman yang semacam ini bisa menyelamatkan kita. Sudah tentu, jawaban atas pertanyaan ini adalah, 'Tidak.' Yang ingin disampaikan oleh Yakobus adalah: iman tanpa disertai perbuatan itu tidak bisa menyelamatkan kita. Mengapa dia berkata seperti itu? Bukankah kita dibenarkan oleh iman? Apakah memiliki iman saja tidak cukup? Apakah kita perlu menambahkan perbuatan untuk bisa diselamatkan? Kata 'perbuatan' yang dia bahas itu adalah perbuatan baik orang-orang yang percaya kepada Yesus. Di sini, dia tidak sedang merujuk menunjuk kepada perbuatan baik sebelum menjadi percaya kepada Tuhan. Dia tidak berkata bahwa kita boleh bergantung pada perbuatan baik demi keselamatan. Yang ingin dia sampaikan adalah: iman seorang yang percaya harus berdampak pada perubahan batin dan perubahan batin ini terwujud pada perilakunya - tindakannya akan menunjukkan bahwa dia adalah orang yang percaya kepada Yesus. Rasul Paulus menyampaikan hal yang sama di dalam Efesus 2:8-10. Kita diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman. Yang paling pasti adalah bahwa kita diselamatkan bukan oleh perbuatan baik kita melainkan oleh kasih karunia Allah. Di dalam ayat 10, Paulus ingin agar kita mengerti tujuan dari keselamatan Allah. Seseorang yang benar-benar percaya kepada Yesus adalah ciptaan baru. Allah menganugerahkan kita hidup yang baru dan mengubah kita sehingga kita bisa meninggalkan kejahatan dan melakukan perbuatan- perbuatan baik untuk memuliakan Bapa Surgawi kita. Hal ini nantinya membuat semakin banyak orang yang bisa melihat keselamatan dari Allah dan diselamatkan. Di dalam ayat 10, Paulus menekankan lebih jauh lagi bahwa inilah apa yang telah dipersiapkan oleh Allah dan menjadi panggilan bagi kita untuk mengerjakannya. Inilah tujuan asli dari rencana keselamatan Allah.
di dalam ayat 15-16. Dia berkata, "Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: 'Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!', tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?" Hal apakah yang ingin disampaikan oleh rasul Yakobus dari contoh ini? Yang ingin dia sampaikan adalah: apakah Anda berani menyatakan bahwa Anda memiliki iman akan tetapi Anda tidak melakukan hal yang Anda tahu harus dikerjakan, saat Anda tahu persis bahwa itulah kehendak Allah namun Anda tidak mengerjakannya? Iman yang Anda banggakan ini sebenarnya adalah iman yang mati di mata Allah! Itu bukanlah iman yang menyelamatkan! Yesus memerintahkan mereka yang percaya kepada-Nya untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dapatkah kita mengaku memiliki iman padahal kita masih memandang muka, mengistimewakan yang satu serta memperlakukan yang lainnya dengan buruk? Masih bisakah kita mengaku sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus?
Sebelum kita lanjutkan pembahasan mengenai iman dan perbuatan ini, izinkan saya mengajukan pertanyaan seperti yang disampaikan oleh rasul Yakobus, "Dengan cara apa Anda bisa tahu bahwa Anda adalah orang yang memiliki iman?" Bagaimana Anda bisa tahu bahwa iman Anda adalah iman yang menyelamatkan? Rasul Yakobus memberitahu kita di dalam ayat 19 tentang adanya berbagai macam iman. Setan juga percaya kepada Allah dan kepercayaannya itu malah lebih mendasar daripada Anda karena sampai menimbulkan takut dan gentar di hatinya. Apakah iman kita membawa kita pada keadaan takut akan Allah? Oleh karena itu, janganlah mengira bahwa keyakinan intelektual adalah jenis iman yang menyelamatkan menurut Alkitab. Jika iman kita tidak menghasilkan tindakan nyata dan berdampak pada ketaatan kita pada kehendak Allah, maka iman itu mati. Sebagai contoh, Yesus menyuruh kita untuk bertobat. Sudahkah Anda bertobat? Apakah Anda masih menyimpan dosa di dalam hidup Anda? Apakah Anda masih hidup di dalam dosa? Yesus menyuruh kita untuk tidak mengasihi dunia. Apakah Anda masih juga mengejar hal-hal duniawi? Apakah tujuan hidup Anda dan juga nilai-nilai Anda masih mengikuti arus orang-orang dunia? Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
di dalam ayat 17, 20 dan 26. Dalam rentang ayat-ayat yang cukup pendek ini, ungkapan yang sama disampaikan sebanyak tiga kali. Oleh karena itu, kita bisa melihat bahwa ini adalah hal yang ditekankan oleh Yakobus. Kita bisa menyimpulkan dari ungkapan ini bahwa Yakobus sedang mengingatkan kita: tidak semua pengakuan tentang iman itu berisi iman yang menyelamatkan. Iman yang tidak menyelamatkan (di dalam ayat 14) sama dengan iman yang mati di dalam pengertian rasul Yakobus.
Di ayat 19, dia memberi contoh tentang Iblis yang percaya kepada Allah sampai-sampai gemetar ketakutan setiap kali berpikir tentang Allah. Ada berapa banyak orang Kristen yang mampu mencapai tingkatan kepercayaan yang dapat bersaing dengan Iblis ini? .
di dalam ayat 22, rasul Yakobus memberitahu kita bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan dan iman itu disempurnakan oleh perbuatan baik. Apakah arti dari 'bekerja sama' itu? Kata di dalam bahasa Yunani memiliki makna 'rekan sekerja'. Di sini, rasul Yakobus membawa kita pada pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara iman dengan perbuatan baik. Saya akan memberikan satu ilustrasi untuk membantu Anda memahami hubungan antara iman dengan perbuatan. Orang keturuan Tionghoa, terbiasa makan dengan menggunakan sumpit. Anda tentu tidak akan memberi saya sebatang saja karena sumpit itu selalu berpasangan. Anda tidak akan bisa makan hanya dengan sebatang sumpit saja. Jadi, setiap kali kita membayangkan sumpit, maka yang kita maksudkan adalah sepasang sumpit. Iman dan perbuatan itu ibarat sepasang sumpit. Ibarat dua saudara kandung. Tanpa salah satunya, maka keduanya menjadi tidak berguna.
di dalam ayat 21-23. Di sini, Yakobus mengambil Abraham sebagai contoh. Abraham adalah bapa orang beriman dan menjadi perlambang utama dari pembenaran oleh iman. Dengan cara apakah Abraham dibenarkan? Ayat 21 memberitahu kita bahwa Abraham dibenarkan oleh perbuatannya. Perbuatan macam apakah yang dia lakukan? Apakah dia mengerjakan perbuatan baik kemana pun dia pergi dan memegahkan hal tersebut di hadapan Allah? Tentu saja tidak. Perbuatan yang dimaksudkan di sini mengacu pada ketaatannya dan kepercayaannya yang utuh kepada Allah. Dia taat dan percaya kepada Allah sampai ke tingkat bersedia mengorbankan anaknya di atas mezbah. Setelah Abraham melaksanakan semua itu, Allah mendapati bahwa iman Abraham itu memuaskan dan menegaskan lagi berkat-Nya kepada Abraham di dalam Kej 16:22. Hal ini juga menunjukkan kepada kita bahwa jika Abraham gagal di dalam ujian ini, maka dia tidak akan menerima janji Allah. Kitab Ibrani juga berulang kali menyebutkan tentang iman Abraham. Abraham menyempurnakan imannya dengan perbuatan. Mari kita lihat Ibrani 11:8-9. Ayat 8 memberitahu kita bahwa Abraham taat dan berangkat dengan iman menuju tempat yang ditunjukkan oleh Allah kepadanya. Ayat 9 juga memberitahu kita bahwa Abraham dengan iman menjadi perantau, atau orang asing, di bumi ini sambil menantikan janji Allah. Jadi Anda bisa lihat, Abraham menyatakan imannya kepada Allah melalui tindakan nyata. Dalam hal apakah kita, orang-orang yang mengaku memiliki iman ini, memiliki keserupaan dengan Abraham? Allah menyuruh kita untuk meninggalkan dosa - sudahkah kita bertindak meninggalkan dosa? Allah menyuruh kita untuk tidak mengasihi dunia akan tetapi masihkah hati kita merindukan dunia? Yesus menyuruh kita memikul salib, mengasihi Allah lebih dari segalanya, dan menyangkal diri kita untuk bisa mengikut Dia - apakah kita sekadar mempercayai itu semua di dalam akal pikiran saja tanpa ada tindakan nyata yang menegaskannya? Sudah tentu iman semacam ini bukanlah iman milik Abraham, dan itu jelas bukan iman yang menyelamatkan. Mari kita lihat contoh yang terakhir. Rasul Yakobus menyebut tentang seorang pelacur, Rahab. Dengan cara apakah iman Rahab ditunjukkan? Imannya terwujud lewat pilihannya untuk meninggalkan kejahatan dan berpaling kepada Yahweh ketika dia mendengar tentang penghakiman Allah yang akan ditimpakan ke atas kota Yerikho (karena sudah penuhnya kejahatan penduduk Yerikho). Dia mempercayai Firman Allah. Dia percaya bahwa penghakiman akan turun ke atas kota Yerikho. Imannya bukan sekadar iman di tingkat akal pikiran saja, melainkan iman yang disempurnakan lewat tindakan nyata. Apa wujud nyata dari imannya yang bisa kita amati? Kita melihatnya melalui tindakan nyata yang dia lakukan dengan menampung mata-mata Israel dan membantu mereka menjalankan perintah Allah. Inilah yang dimaksudkan oleh Yakobus ketika dia berbicara bahwa iman itu disempurnakan oleh perbuatan. Renungkanlah: apakah Anda pikir Rahab akan diselamatkan jika dia hanya sekadar membuat pengakuan percaya bahwa Allah akan menghakimi penduduk Yerikho tanpa memberikan bantuan kepada mata-mata Israel itu? Satu hal yang tidak masuk hitungan adalah bahwa Rahab adalah seorang pelacur menurut penuturan Yakobus. Mengapa dia mengingatkan kita bahwa Rahab adalah seorang pelacur? Ya, Rahab adalah seorang pelacur sebelum dia bertobat. Akan tetapi, dia memilih untuk bertobat dan berpaling kepada Allah dengan iman. Dia juga taat pada kehendak Allah. Oleh karena itu, Allah membenarkan dia. Jika Anda belum percaya kepada Yesus, saya harap Anda dapat ingat akan hal ini: kepercayaan kepada Allah harus diikuti dengan tindakan nyata. Inilah sebabnya mengapa Alkitab selalu mendorong kita untuk mengakui dosa- dosa kita dan bertobat. Pengakuan dan pertobatan atas dosa adalah langkah pertama di dalam menyatakan iman kita kepada Allah lewat tindakan nyata. Melalui contoh Rahab, kita bisa lihat bahwa Allah penuh dengan kemurahan dan belas kasihan. Dia pasti akan menerima kita seperti Dia telah menerima Rahab kalau saja kita mau berpaling kepada-Nya dengan iman.
di ayat 26. Ia menyamakan iman dengan tubuh dan perbuatan dengan roh. Tidakkah perbandingan seperti ini mengagetkan Anda? Tidaklah ini secara tidak langsung memberitahu kita bahwa perbuatan itu lebih penting dari iman? Pada kenyataannya, rasul Yakobus mengulangi kesimpulan ini sebanyak tiga kali di ayat-ayat 21, 24 dan 25. Ia berkata, "Manusia dibenarkan oleh perbuatan.' Bagaimanapun Anda harus berhati-hati membaca kata-kata Yakobus. Di ayat 24, ia menekankan bahwa Manusia dibenarkan oleh perbuatan dan bukan hanya oleh iman tetapi penekanan kita pada hari ini adalah : pembenaran itu hanya oleh iman. Sangat disayangkan Alkitab tidak menyatakan hal demikian. Apa yang dikatakan oleh Alkitab justru yang bertentangan - 'pembenaran bukan hanya oleh iman', Dengan demikian, prinsip kedua adalah : perbuatan itu lebih penting dari iman. Mengapa rasul Yakobus tiba kepada kesimpulan yang begitu mengherankan? Sebenarnya, kata-kata itu tidak berasal dari dirinya sendiri. Ia hanya sekadar menjelaskan apa yang diajarkan oleh Yesus.
Orang Kristen dan ucapan-ucapan mulutnya 3:1-18
Ayat 1-6, Yakobus 3.1-12 mengingatkan kita tentang lidah kita, bahwa percakapan kita mencerminkan kondisi spiritual kita. Mungkin prinsip ini kedengarannya aneh tetapi hal ini sangatlah benar di dalam praktek. Sebagai contoh, memerhatikan hal lidah adalah salah satu alat diagnostik yang digunakan dalam pengobatan Cina untuk mengukur keadaan kesehatan seseorang. Jika Anda ke seorang sinseh, ia seringkali akan meminta Anda untuk menjulurkan lidah Anda untuk ia periksa. Kepada orang yang tidak berpengalaman, ini bukan suatu hal yang berarti. Tetapi kepada seorang doktor yang berpengalaman, warna dan bentuk lidah Anda menyingkapkan banyak hal tentang kondisi kesehatan Anda. Ini juga benar di tingkat spiritual. Kata-kata yang lazim Anda ucapkan secara langsung menggambarkan kondisi spiritual Anda. Sebagai contoh, saat Anda tidak puas atau jengkel dengan seseorang, Anda akan secara natural mengungkapkan ketidak-puasan Anda terhadap orang itu setiap kali Anda berbicara mengenainya. Mari kita lihat pada Matius 12.33-37. Di sini Yesus memberitahu kita bahwa pohon yang baik menghasilkan buah yang baik dan buah yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik. Buah macam apa ini? Hal apa tentang seseorang yang dapat memberitahu kita apakah ia satu pohon yang baik atau tidak? Yesus memberitahu kita bahwa hal yang memberitahu kita adalah ucapan orang itu karena semua yang keluar dari lidah datangnya dari renungan hatinya - intisari atau esensi siapa kita sebenarnya. Yesus memberitahu kita bahwa ucapan orang yang baik sangatlah baik karena hatinya baik; ucapan yang mengalir dari orang yang hatinya jahat adalah jahat karena apa yang keluar dari hati adalah jahat. Jadi, apa Anda melihatnya? Rasul Yakobus tidak sedang berbicara dari pikirannya sendiri tetapi ia sedang menguraikan ajaran Yesus. Hal kedua, kita lihat dari ayat 4-5 bahwa lidah mempunyai kuasa yang besar untuk mempengaruhi walaupun ukurannya sangatlah kecil. Yakobus 3.4 membandingkan lidah kepada kemudi kecil yang dapat mengendali arah sebuah kapal walaupun ia sangat kecil dibandingkan dengan ukuran kapal. Ayat 5 berkata bahwa lidah itu adalah anggota paling kecil di antara anggota-anggota tubuh namun ia dapat membanggakan hal-hal yang besar. Lidah juga seperti percikan api kecil yang dapat membuat seluruh hutan terbakar.
ayat 6, lidah dapat mengarahkan hidup kita ke dalam api. Dengan kata lain, ia dapat membinasakan hidup. Hal inilah yang diperingatkan oleh Yesus kepada kita di Matius 5.22, 'dan barangsiapa yang berkata, 'Kamu jahil/bodoh', sudah layak diutus ke neraka yang menyala-nyala.' Apakah Anda memahami apa artinya ini? Banyak orang setelah mereka percaya pada Tuhan, mereka tidak berani untuk menggunakan kekerasan untuk membalas orang yang telah membuat mereka tidak senang. Tetapi, mereka menggunakan lidah mereka untuk membalas. Mereka akan menggunakan kata-kata untuk menyakiti orang lain atau mereka akan memfitnah orang di belakang. Berwaspadalah karena Yesus memberitahu kita bahwa Ia akan menghakimi kita untuk setiap kata yang tidak membangun. Perlu diperhatikan bahwa Matius 12.36-37 memberi kita satu peringatan yang sangat keras. Yesus sendiri memberitahu kita bahwa Allah akan menggunakan kata-kata yang kita ucapkan untuk menghakimi apakah kita benar atau jahat pada Hari Penghakiman itu nanti. Perhatikan ayat 37 berbicara mengenai 'dibenarkan' atau 'dihukum'. Bukankah di pesan yang lalu kita berbicara mengenai bagaimana seseorang dibenarkan? Yesus memberitahu kita di sini bahwa penghakiman didasarkan pada setiap kata yang keluar dari lidah kita karena ucapan kita mencerminkan siapa kita. Saya harap di saat kita membaca ayat 6, kita mengerti bahwa Yakobus tidak sedang berkata bahwa lidah itu sendiri jahat. Seperti yang dikatakan oleh Yakobus 1.17, segala sesuatu yang Allah karuniakan itu baik, karena itu, lidah itu baik karena itu adalah pemberian Allah. Tidaklah mungkin bagi Allah untuk memberikan kita sesuatu yang jahat. Yakobus memberitahu kita bahwa masalah dengan lidah sebenarnya mencerminkan masalah yang ada di dalam diri kita. Kita tidak dapat melihat dengan mata kita sendiri bagaimana diri kita di dalam, tetapi kita dapat melihat bagaimana keadaan batin kita dengan melihat pada ucapan kita.
Dalam ayat 7, Yakobus berbicara tentang pencapaian manusia. Kita adalah orang- orang yang hidup dalam abad ke21 dan mampu untuk menyaksikan berbagai macam prestasi yang besar dari umat manusia. Seperti apa yang dikatakan Yakobus, semua jenis hewan, burung, seranggga dan ciptaan di laut telah ditundukkan oleh manusia.
Namun di ayat 8, Yakobus menunjuk pada tragedi yang melanda umat manusia yaitu manusia pada kenyataannya kita tidak memiliki kuasa untuk mengekang lidahnya. Apa yang mau dikatakan oleh Yakobus di sini adalah kita memiliki banyak pencapaian yang besar, akan tetapi kita tidak memiliki kuasa untuk mengatasi dosa-dosa di dalam hati kita. Kita mengatasi segalanya akan tetapi kita hidup di bawah ikatan dosa dan telah menjadi hamba dosa. Walaupun manusia telah mencapai banyak hal sekarang ini, namun tidak pernah ada damai.
Ayat ke-9, Yakobus menyatakan kepada kita bahwa, kita tidak dapat memberkati Bapa di surga dengan lidah kita dan mengutuk ciptaan yang dibuat oleh Allah dalam gambaran-Nya pada waktu yang bersamaan. Bagaimana kita mengetahui apakah kita adalah orang yang melakukan Firman dan bagaimana kita mengetahui bahwa kita memiliki iman yang menyelamatkan? Yakobus sudah memberikan kepada kita gambaran yang sangat praktis. Jika Anda sering memuliakan Allah dengan mulut Anda tetapi mengutuk saudaramu pada waktu yang sama, inilah waktunya Anda memikirkan dan menguji apakah Anda benar-benar memiliki iman yang menyelamatkan. Karena Yakobus memberitahukan di ayat 11 bahwa satu sumber air tidak memancarkan air yang pahit dan yang manis di waktu yang bersamaan. Jika Roh Kudus benar-benar adalah raja atas hidup orang yang telah lahir baru, bagaimana mungkin ia dapat melawan kehendak Allah dengan mengutuk sesama? Mustahil! Bahkan ketika kita berbicara atau menyatakan sesuatu yang salah tanpa sengaja Roh Kudus akan mengingatkan kita untuk bertobat secepatnya.
di dalam ayat 11-12. Yakobus katakan kepada kita bahwa satu mata air tidak mengalirkan dua sumber rasa, yaitu manis dan pahit pada waktu yang bersamaan. Lidah kita mencerminkan kondisi hati kita. Seperti yang Yesus katakan, kebaikan dihasilkan oleh orang yang baik sedangkan kejahatan dari orang yang jahat.
Ayat 13-18, dimana Yakobus membandingkan dua tipe hikmat. Satunya berasal dari atas yang mana adalah hikmat surgawi dan yang lain ialah hikmat duniawi. Kedua tipe hikmat ini sebenarnya ialah dua kualitas hidup yang berbeda secara total. Ciri hikmat dunia ialah kepahitan, sedangkan hikmat dari atas adalah kelemah-lembutan. Kelemah-lembutan yang dimaksudkan oleh Yakobus bukanlah kelemahan manusia, bukan orang yang tidak punya opini atau memiliki karakter yang lembek. Akan tetapi, hikmat yang dimaksudkan oleh Yakobus mengarahkan pada karakter Allah. Jika kita benar-benar lahir dari Allah, kita juga akan memanifestasikan karakter hidup Yesus, yaitu kelemah- lembutan. Mengapa kelemah-lembutan begitu penting? Itu karena hati yang lembut ialah hati yang tunduk total dimana ia mempersilakan atau mengizinkan Allah untuk bekerja di dalamnya dan menggenapi kehendaknya. Sebab itu, ketika Yesus berkata bahwa Ia lemah lembut dan rendah hati, Ia mau memberitahukan kita bahwa Ia tunduk total kepada Bapa Surgawi. Ketaatannya yang total kepada Bapa Surgawilah yang memungkinkan Allah menggenapi rencana keselamatan melalui Yesus. Yakobus juga memberitahukan bahwa justru karena sifat alami kedua hikmat tersebut sangat berbeda maka efek yang dihasilkan juga secara total berlawanan. Seseorang yang memiliki hikmat surgawi, hidupnya akan membuahkan damai. Sebaliknya, seorang dengan hikmat duniawi, apa yang dibawa untuk orang-orang di sekitarnya adalah kecemburuan, perselisihan dan kekacauan. Hikmat surgawi ialah hal yang harus kita kejar karena ini berkaitan dengan persoalan apakah kita dapat menghasilkan buah untuk Tuhan. Jika kita adalah orang Kristen, kita harus menilai kehidupan kita dan mengevaluasi seperti apa hidup kita. Jangan lupa - Yakobus sedang berbicara mengenai pra-syarat menjadi guru sebelum hal ini. Jika seorang hamba Allah tidak memiliki hikmat surgawi, ia hanya akan membawa masalah-masalah seperti kecemburuan, perselisihan dan kekacauan kepada Gerejanya. Pada akhirnya, hamba Allah yang tidak memiliki hikmat surgawi akan memimpin gerejanya pada kehancuran dan bukannya pembangunan. Hari ini, kita akan melanjutkan dengan membaca Yak 3: 13-18. Kita akan meneliti dengan hati-hati perbedaan antara hikmat surgawi dan hikmat duniawi. Mari kita membaca Yak 3:14. Ayat 14 berkata, "Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!"
Iman bukan dari perkataan dan kita harus menyatakan dalam perbuatan. Dalam cara yang sama, ketika Allah menjadi Raja dalam hidup kita, Roh Kudus akan melakukan transformasi dan hidup kita menjadi bersih. Cara kita memperlakukan orang lain akan menciptakan perdamaian dan sikap kita terhadap orang lain menjadi lembut dan rendah hati, penuh dengan belas kasihan. Semua ini bukanlah dari perkataan tetapi dimanifestasikan melalui kelakuan kita. Dengan cara yang sama, jika kita tidak memiliki hikmat surgawi itu juga akan terlihat melalui tindakan kita. Mari kita membaca Yak 3:14-16. Di sini dikatakan, jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, efeknya dalam hubungan sesama adalah iri hati., perselisihan, kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Semua ini adalah pengaruh buah yang kita hasilkan. Jangan berpikir kita adalah orang Kristen yang baik hanya karena kita memiliki semangat untuk melayani. Dalam ayat ke 14, kata "Iri hati" menurut arti asli merujuk kepada "semangat". Di dalam Alkitab, ada dua macam semangat. Yang satu muncul dari kasih sedangkan yang satunya berasal dari hati yang berkompetisi. Kita harus menyelidiki motivasi dari semangat kita, apakah semangat itu benar-benar keluar dari kasih pada Allah dan pada Gereja-Nya? Atau karena kepahitan atau iri dalam hati kita? Jika kita memiliki kepahitan dalam hati kita, semangat kita akan membawa banyak iri hati dan perselisihan dalam gereja. Kelakuan kita akan menunjukkan seperti apa hikmat yang kita miliki.. Kata "kepahitan" adalah lawan dari kelemahlembutan. Ini menunjuk kepada suatu sikap persaingan. Mari kita melihat sebuah contoh. Dicatat di Kisah 8:18-23. Simon sangat bersemangat dan Ia menginginkan kuasa yang dimiliki oleh rasul Petrus. Petrus dapat melihat bahwa semangat Simon itu berasal dari kepahitan.
Orang Kristen dan dunia 4:1-5:6
awal pasal 4 dikatakan bahwa gereja memiliki iri hati, peperangan dan pertengkaran dan terdapat persaingan yang disebabkan oleh iri hati di antara saudara seiman. Apa yang sebenarnya di perjuangkan oleh mereka? Semua ini ada hubungannya dengan masalah yang disinggung di pasal 3, yaitu keinginan untuk menjadi guru. Rasul Yakobus sudah berbicara mengenai masalah iri hati dan pertengkaran di Yak 3:14 dan 16. Iri hati dan pertengkaran ini tentunya ada hubungannya dengan perkelahian di antara sesama mereka dalam hal ingin menjadi guru. Mengapa mereka sampai bertengkar untuk hal itu? Jika Anda adalah seorang Kristen yang hati dan pikirannya belum ditransformasi, Anda akan secara alami melihat status seorang guru dari perspektif dunia. Banyak orang Kristen mau menajdi guru rohani sebagai cara untuk menaikkan status mereka di gereja; bahkan 12 murid Yesus juga memiliki masalah yang sama. Mari kita membaca Luk 22:24-27. Kita melihat bahwa ke-12 murid juga bertengkar mengenai siapa yang terbesar diantara mereka. Yesus harus berulang kali mengingatkan mereka bahwa prinsip kerajaan Allah berlawanan dengan dunia. Dalam cara yang sama, ada banyak orang Kristen sekarang ini yang ingin menjadi guru karena kesombongan dan ego mereka. Itulah sebabnya Rasul Yakobus mengingatkan mereka di ayat 6, Allah menentang orang yang congkak. Jika masalah seperti itu muncul pada gereja mula-mula dimana mereka dipimpin oleh rasul-rasul, apa lagi kita! Oleh sebab itu, janganlah kita cepat mengkritik ataupun memandang rendah mereka.
Ayat 2, kita melihat Yakobus menggunakan kata yang sangat mengagetkan "pembunuh". Pembunuh berarti membunuh seseorang. Mengapa ia menggunakan kata yang sedemikian keras? Gereja tidak dapat mengelak dari pertengkaran dan iri hati, tapi setidaknya tidak sampai menghilangkan nyawa seseoarang akibat iri hati dan pertengkaran. Sampai sekarang, saya belum pernah melihat dengan mata saya sendiri pertengkaran di gereja sampai menghilangkan nyawa seseorang. Kata "pembunuh" ini berarti membunuh orang secara literal. Bagaimanapun, kita harus mengerti bahwa kata "membunuh" yang di dalam Alkitab tidak selalu berarti membunuh orang tertentu. Mari kita membaca Roma 3:13-17. Perhatikan beberapa kata khusus di sini, seperti tenggorokan, lidah, bibir, mulut dan beberpa kata lain yang digunkan untuk menggambarkan pembunuhan seperti kuburan, gas beracun, pertumpahan darah, mutilasi dan sebagainya. Paulus sedang memberitahukan pada kita bahwa ketika seseorang tidak memiliki rasa takut akan Allah, ia pada akhirnya akan menjadi seorang pembunuh. Senjata yang ia gunakan bukanlah pisau atau senapan tetapi lidah. Apakah kita menyadari bahwa lidah kita adalah senjata pembunuh yang efektif yang dapat membunuh seseorang tanpa meneteskan darah. Ketika kita memiliki iri hati dan pertengkaran akibat keinginan egois, namun sebagai seorang Kristen sudah pasti kita tidak akan menggunakan metode-metode dunia untuk menyerang musuh kita. Kita akan menggunakan metode yang lebih "rohani" untuk menangani mereka. Kita akan menggunakan lidah kita untuk menuduh mereka di belakang mereka. Tentunya, kita akan sangat "berhikmat" dalam melakukannya karena kita tahu bahwa Alkitab tidak mengijinkan kita untuk memfitnah orang lain.
di ayat 4, "barang siapa hendak menjadi sahabat dunia dalam hati mereka adalah musuh- musuh Allah". Apakah ungkapan ini mengagetkan Anda? Mungkin kita bisa berkata bahwa kita bukanlah sahabat dunia. Setidaknya dalam tindakan kita, kita tidak mengikuti trend atau gaya dunia. Bagaimanapun, apakah Anda berani berkata bahwa Anda tidak memiliki keinginan untuk dunia dalam hati dan pikiran Anda tidak memiliki keinginan untuk dunia dalam hati dan pikiran Anda? Yakobus berkata bahwa semua yang ingin menjadi sahabat dunia (tolong dicatat kata 'semua'), ia adalah musuh Allah. Apa arti menjadi sahabat dunia? Kapan kita dianggap sebagai sahabat dunia? Kita akan meninjau pertanyaan ini di lain waktu. Saya harap kita semua akan merenungkan Yak 4:4 dan biarkan firman Tuhan menerangi hati dan pikiran kita. Apakah kita sedang berdamai dengan Allah atau kita sedang menjadi lawan-Nya?
Berbagai-bagai petunjuk 5:7-20
Pasal pasal 5 ini yakobus dalam tulisan lebih banyak menguraikan tentang akhir zaman atau tentang kedatangan Tuhan Yesus yang semestisnya orang-orang percaya saling menopang antara satu dengan yang lainnya dan bagi orang yang kaya dan sombong jika pada hari yang telah di tentukan tidak kembali bertobat kepada Tuhan akan menerima ganjaran yang setimpal dari Tuhan.
Jadi pada pasal 5 ini yakobus lebih menekankan akan rasa saling mengasihi antara sesama dan mewujudkan nyatakan kasih yang nyata antara sesama umat manusia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan demikian secara keseluruhan Yakobus mengajarkan bahwa sekalipun orang Kristen sudah dimerdekakan dari dosa oleh iman kepada Kristus, itu tidak boleh diartikan bahwa orang Kristen lalu merdeka untuk berbuat dosa!. Satu hal penting yang perlu kita ingat adalah : jangan berbuat apa-apa supaya anda diselamatkan/masuk surga (cukup beriman saja kepada yesus). Tetapi lakukanlah perbuatan baik sebagai bukti bahwa anda benar-benar sudah diselamatkan.
Yakobus menasihati orang Kristen supaya hidup harmonis antara internal (anugrah Tuhan yang diterima) dan eksternal (kenyataan hidup sehari-hari). Surat Yakobus ini searah dengan nasihat Rasul Paulus agar orang Kristen hidup sesuai dengan panggilannya (Filipi 1:27), agar Kristus di dalam hati orang Kristen nyata bagi semua orang (2 Korintus 13:5, Kolose 3: 15-16), dan agar orang Kristen menjadi surat Kristus yang tertulis yang bisa dibaca oleh setiap orang (2 Korintus 3: 1-3). Tuhan memanggil gereja-Nya untuk menguji diri apakah kehidupan eksternal telah sesuai dengan realitas internal? Jikalau tidak, maka kita perlu bertobat dan diperbarui oleh Tuhan. Surat Yakobus tetap berbicara kepada orang Kristen pada zaman ini untuk evaluasi diri
Aplikasi dari surat Yakobus
Surat Yakobus ini banyak membicarakan mengenai hal-hal praktis dalam kehidupan orang percaya. Dan bagi saya pribadi, surat yakobus ini kembali mengingatkan saya dalam perwujudnyataan iman saya kepada Yesus yang harus saya nyatakan dalam perbuatan saya, dalam sikap hidup saya sesehari. Seperti Yakobus tekankan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Seperti tubuh tanpa roh, itulah iman tanpa perbuatan.

DAFTAR PUSTAKA
1.…….., Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta
2.Tulluan, Ola (1999) Introduksi Perjanjian Baru, Malang: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII)
3.Santosa, Ester. dkk. 2004. Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab (Terj). Kalam Hidup
4.Sutanto, Hasan (2006), Surat Yakobus Berita Perdamaian Yang Patut Didengar, Malang; Literatur SAAT.
5.Widjana, Doreen (2004) Surat Yakobus-Kupasan Firman Allah, Bandung; Lembaga Literatur Baptis
6.Tenney, Merrill C. (1992) Survey Perjanjian Baru, Malang; Gandum Mas
7.Hadiwijayata, A.S. (2006)Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru (Terj). Yogyakarta; Kanisius
8.www.sabda.org/sabdaweb/bible/pengantaryerusalem-yakobus
[1] www.sabda.org/sabdaweb/bible/pengantaryerusalem-yakobus
[2] Introduksi Perjanjian Baru. Olla Tulluan. Hal 253
[3] Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Dianne Bergant dan Robert J. Karris, hal . 434
[4] www.sabda.org/sabdaweb/bible/pengantaryerusalem-yakobus
[5] Handbook to the bible, Yayasan Kalam HIdup, hal. 715
[6]Surat Yakobus berita perdamaian yang patut didengar, Pdt Hasan Sutanto, D.Th. Literatur SAAT. Hal.40
[7] Introduksi Perjanjian Baru. Olla Tulluan. Hal 259.

tafsir surat Galatia

BY ANDRI PAK
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang Surat Galatia
Pada perjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas menjelajah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Kecil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiokia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih jalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengunjungi umat-umat disitu yang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berjalan ke Barat, tetapi Lukas mencatat: mereka "dicegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian catatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu saja, tanpa mengajar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kunjungan itu terjadi apa yang kita baca dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
yang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, yang sebelum dijajah oleh orang Romawi merupakan satu kerajaan berdaulat. Penduduknya adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galatia, yang sekarang masuk negeri Perancis. Sesampai di Asia-Kecil mereka masuk tentara seorang raja disitu, dan sesudah perang, karena jasanya jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah raja itu, untuk dijadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinya cukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam judul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia. Umat-umat itu dikunjungi Paulus juga pada perjalanannya jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannya iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanya di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Injil dan pemimpinan segala umat di Asia-Kecil, Akhaya dan Makedonia.
Rupanya di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengajar-pengajar dari Palestina, yang mengajarkan bahwa orang-orang bukan Yahudi yang bertobat wajib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat yahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus jengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kunjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menyambut Injil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kunjungannya jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaya waspada terhadap pengajar-pengajar palsu. Lih. 1:9. Dan yang dikhawatirkan pada kunjungan yang kedua menjadi kenyataan. Saudara-saudara palsu itu bukan saja menganjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan juga mempersalahkan ajaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sejati dan "Injil" nya tidak benar.
Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota yang percaya akan ajaran- ajaran dan pefitnahan pengajar-pengajar Yahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat cemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tercinta itu tersesat dari kebenaran Injil dan dijauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang yang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti anjuran- anjuran orang-orang Yahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang yang belum masuk umat sangat disukarkan. Kecemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnya yang lain, jang begitu hebat kecemasannya. Tetapi yang tampak nyata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kejengkelan Rasul, juga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannya, melainkan semata-mata berpokok pada cinta kerasulan yang mesra kepada umat Kristus jang tercinta, yang terancam kesetiaannya dan kemurnian imannya. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannya memang menonjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnya juga ajaran-ajaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan yang penting sekali, mengenai hakekat dan syarat-syarat keselamatan, dalam Kristus. Ajaran-ajaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, yang kemudian diuraikan dengan panjang lebar sebagai ajaran pokok dalam surat kepada umat Roma.
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
1. Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
2. Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Penulis dan pembaca surat Galatia
Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
Waktu Penulisan
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
Ciri-Ciri Khusus Surat Galatia
1) Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2) Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3) Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4) Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Tujuan Penafsiran Surat Galatia
Pertama, biar tidak terjadi kesalapamahan dalam penafsiran dan maksud penulis surat.
Kedua, untuk memenuhi tuntutan tugas akhir dari mata kuliah Tafsir Perjanjian Baru pada semester VII dari dosen mata kuliah tafsir.
Pembatasan Tafsiran
Penafsiran mengenai tafsir Perjanjian baru begitu sangat luas dan banyak sekali oleh sebab Itu penulis sebagai penafsir hanya menafsir pada surat Galatia satu kitab.



BAB II
PENAFSIRAN
Teks surat Galatia
1:1 Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, 1:2 dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia: 1:3 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, 1:4 yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. 1:5 Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Hanya satu Injil
1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, 1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. 1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Bagaimana Paulus menjadi rasul
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. 1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. 1:13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. 1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. 1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 1:17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. 1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. 1:19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. 1:20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. 1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. 1:22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. 1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. 1:24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Paulus diakui oleh para rasul
2:1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga. 2:2 Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi --dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang--, supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha. 2:3 Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. 2:4 Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. 2:5 Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu. 2:6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu --bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka-- bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. 2:7 Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat 2:8 --karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. 2:9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; 2:10 hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
Paulus bertentangan dengan Petrus
2:11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 2:12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. 2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. 2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"
Yang terutama, juga untuk orang Kristen keturunan Yahudi
2:15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. 2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. 2:17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak. 2:18 Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat. 2:19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 2:21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Dibenarkan oleh karena iman
3:1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? 3:2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? 3:3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? 3:4 Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! 3:5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? 3:6 Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. 3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. 3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati." 3:9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. 3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." 3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." 3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Hukum Taurat atau janji
3:15 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun. 3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. 3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya. 3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham. 3:19 Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran --sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu-- dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. 3:20 Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu. 3:21 Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. 3:22 Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. 3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. 3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. 3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. 3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
Tak ada lagi perhambaan
4:1 Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; 4:2 tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya. 4:3 Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. 4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. 4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. 4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. 4:8 Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. 4:9 Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya? 4:10 Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. 4:11 Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia.
Ingatlah akan hubungan kita yang semula
4:12 Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab akupun telah menjadi sama seperti kamu. Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari padamu. 4:13 Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. 4:14 Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri. 4:15 Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku. 4:16 Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? 4:17 Mereka dengan giat berusaha untuk menarik kamu, tetapi tidak dengan tulus hati, karena mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka. 4:18 Memang baik kalau orang dengan giat berusaha menarik orang lain dalam perkara-perkara yang baik, asal pada setiap waktu dan bukan hanya bila aku ada di antaramu. 4:19 Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu. 4:20 Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu.
Hagar dan Sara
4:21 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? 4:22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? 4:23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. 4:24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar-- 4:25 Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab-- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. 4:26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. 4:27 Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami." 4:28 Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. 4:29 Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. 4:30 Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu." 4:31 Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.
Kemerdekaan Kristen
5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? 5:8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. 5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 5:10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapapun juga dia. 5:11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. 5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Hidup menurut daging atau Roh
5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging --karena keduanya bertentangan-- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. 5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu --seperti yang telah kubuat dahulu-- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Saling membantulah kamu
6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. 6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. 6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. 6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. 6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri. 6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu. 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. 6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. 6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Peringatan dan salam
6:11 Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri. 6:12 Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus. 6:13 Sebab mereka yang menyunatkan dirinyapun, tidak memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah. 6:14 Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. 6:15 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. 6:16 Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah. 6:17 Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. 6:18 Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara! Amin.

Garis besar Penafsiran Surat Galatia
1) Salam (Gal 1:1-5)
2) Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia (Gal 1:6-10)
3) Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)(Gal 1:11-21)
4) Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus (Gal 1:22-24)
5) Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes (Gal 2:1-10)
6) Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21)
7) Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)(Gal 3:1-4)
8) Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik (Gal 3:5-14)
9) Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat (Gal 3:15-24)
10) Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba(Gal 3:25-4:1-7)
11) Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20)
12) Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31)
13) Paulus Membela Kebebasan Injilnya(Gal 5:1-10)
14) Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia(Gal 5:11-12)
15) Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan Tabiat Berdosa (Gal 5:13-26)
16) Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus(Gal 6:1-10)
17) Penutup (Gal 6:11-18)

Salam (Gal 1:1-5)
Ayat 1-2, Salam ini jauh lebih pendek dan singkat dari pada yang lazim dalam surat-surat Paulus (a.l. tidak ada sama sekali kata pujian yang ditujukan kepada orang-orang Galatia). Dalam Gal 1:1 dan Gal 1:4 Paulus menunjuk pokok-pokok utama yang akan diutarakannya, yakni: pembelaan diri sebagai rasul, Gal 1-2; isi Injil yang bertumpu pada iman kepada Yesus Kristus semata-mata dan yang melandasi kemerdekaan Kristen, Gal 3-5
Ayat 3, Baik kiranya diperingatkan disini, bahwa gelaran "Tuhan" bagi Kristus, dalam surat-surat Paulus dan dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru umumnya, tidak sama arti dan maksudnya dengan "Tuhan" yang sudah biasa kita gunakan sebagai pengganti "nama" Allah. Dengan gelaran itu bagi Kristus, Paulus tidak langsung hendak mengatakan, bahwa Jesus berwujud Allah.
Atay 4, Dunia ini diperlawankan dengan "dunia" yang akan datang, ialah zaman Mesias. "Dunia yang jahat ini" sama dengan "kerajaan Iblis", Kis 26:18, yang adalah "ilah zaman ini", 2Ko 4:4; bdk Efe 2:2; 6:12; Yoh 8:12; 12:31+, dan sama juga dengan zaman kekuasaan dosa dan hukum Taurat, Gal 3:19. Tetapi melalui kematian dan kebangkitanNya Kristus telah membebaskan kita dari segala kekuasaan buruk itu mulai sekarang ini; Kristus telah memasukkan kita ke dalam kerajaanNya sendiri dan ke dalam kerajaan Allah; Rom 14:17; Kol 1:13; Efe 5:5, meskipun kita masih menantikan pembebasan sepenuhnya melalui kebangkitan badan dan Parusia Kristus, bdk Rom 5-8.
Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia (Gal 1:6-10)
Ayat 6-7, Ucapan syukur yang lazim dalam salam yang membuka surat-surat Paulus, Rom 1:1-, diganti dengan suatu teguran dan celaan. Guru-guru palsu telah datang kepada jemaat Galatia sambil berusaha untuk mempengaruhi mereka untuk menolak ajaran Paulus dan menerima "suatu injil lain". Injil mereka mengajar bahwa keselamatan meliputi bukan hanya percaya kepada Kristus, tetapi juga bergabung dengan agama Yahudi dengan jalan disunat (Gal 5:2), menaati hukum Taurat (Gal 3:5), dan merayakan hari-hari raya Yahudi (Gal 4:10).
Ayat 8, Hanya ada satu Injil saja yang diberitakan semua rasul, 1Ko 5:11. Secara khusus Allah mengutus rasul Paulus untuk mengabdikan diri kepada Injil itu, Rom 1:1; 1Ko 1:17; bdk Gal 1:15-16. Sama seperti dalam Injil-injil, Mar 1:1+, dan Kisah Para Rasul, Gal 5:24+. Injil itu ialah suatu kabar yang baik, yang secara lisan diberitakan dan perlu didengarkan. Isi Injil itu pada pokoknya: pernyataan mengenai Anak Allah, Yesus Kristus, Rom 1:1-4 yang dibangkitkan dari antara orang-orang mati, 1Ko 15:1-5; 2Ti 1:10, setelah mati disalibkan, 1Ko 2:2. Untuk semua orang berdosa, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Rom 3:22-24, Kristus telah meresmikan tata penyelamatan kebenaran, Rom 1:16+, dan keselamatan, Efe 1:13, sebagaimana dinubuatkan para nabi dahulu, Rom 16:25-26; 1Pe 1:10. Kerap kali kata "Injil" berarti baik pemberitaan oleh rasul maupun apa yang diberitakannya, 2Ko 2:12; 8:18; Filipi 1:4,12; 4:3,15; File 13; 1Te 3:2. Berhasilnya pemberitaan itu berasal dari kekuatan Allah, 1Te 1:3 (bdk Gal 2:13). Pemberitaan itu adalah firman kebenaran yang menyatakan kasih karunia Allah, Kol 1:5-6; Efe 1:13; 2Ko 6:1; Kis 14:3; 20:24,32. Iapun menghasilkan keselamatan pada mereka yang dengan iman menyambut baik pemberitaan Injil itu, Rom 1:16-17+; Rom 3:22; 10:14-15; Fili 1:28, dan taat kepadanya, Rom 1:5; 10:16; 2Te 1:8. Pemberitaan itu berkembang dan berbuah, Kol 1:6. Melalui pemberitaan yang sepenuhnya, Rom 15:19, pelayanan rasuli menjadi sumber pengharapan Kristen, Kol 1:23.
Ayat 9, Istilah "terkutuk" (untuk kekal) (Yun. _anathema_) berarti bahwa seseorang berada di bawah kutukan Allah, dihukum untuk binasa dan akan menerima murka dan kutukan Allah.
1. Rasul Paulus menyatakan sikap Roh Kudus yang menghukum dan memarahi orang-orang yang berusaha untuk memutarbalikkan Injil asli Kristus (ayat Gal 1:7) dan mengubah kebenaran dari kesaksian rasuli. Sikap yang sama ini nyata dalam Yesus Kristus
Petrus (pasal 2Pet 2:1-22), Yohanes (2Yoh 1:7-11), dan Yudas (Yud 1:3-4,12-19), dan juga akan terdapat dalam hati semua pengikut Kristus yang mengasihi Injil Kristus sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah dan yang percaya bahwa itu adalah Kabar Baik dari keselamatan yang sangat diperlukan bagi dunia yang terhilang dalam dosa (Rom 10:14-15)
2. Terkutuklah semua orang yang memberitakan injil yang bertentangan dengan yang diberitakan Paulus, sebagaimana yang dinyatakan kepadanya oleh Yesus Kristus (ayat Gal 1:11-12;
Siapa pun yang menambahkan atau mengurangi Injil asli dan yang pokok dari Kristus dan para rasul berada di bawah kutukan Allah; "Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan" (Wahy 22:18-19).
3. Allah memerintah orang percaya untuk mempertahankan iman
menegur dengan kasih (2Tim 2:25-26), dan memisahkan diri dari guru, gembala, dan orang lain dalam gereja yang menyangkal kebenaran pokok Alkitab yang diajarkan oleh Yesus dan para rasul (ayat Gal 1:8-9; Rom 16:17-18; 2Kor 6:17).
Ayat 10, Orang-orang Kristen yang berhaluan Yahudi kiranya mempersalahkan Paulus oleh karena tidak membebankan sunat kepada orang-orang kafir yang mau masuk Kristen, seolah-olah dengan jalan itu Paulus mau memudahkan masuknya orang kafir. Tetapi radikalisme seperti yang dibentangkan Paulus dalam Gal 1:8-9 menyatakan bahwa Paulus sekali-kali tidak memperlunak apapun Ialah seperti sebelum masuk Kristen menganjurkan sunat sebagai jalan keselamatan.

Paulus Membela Kekuasaan Injil dan
Panggilannya Gal 1:11-21)

Ayat 11, yang dimaksudkan ialah ajaran pokok yang secara khusus ditekankan Paulus, tetapi hebat diserangi para penentang yahudi, yaitu bahwa kepercayaan akan Kristus satu-satunya jalan penyelamatan, dan bahwa untuk keselamatan abadi sunat dan penganutan hukum yahudi, tidak dituntut dan tidak berguna, malah bertentangan dengan Injil murni.
Ayat 12, Dalam penyataan ini Yesus sendiri yang menyatakan dan Yesus pula yang dinyatakan Gal 1:16. Ini tidak berarti bahwa Paulus mengetahui semuanya disebabkan oleh penyataan langsung, apa lagi dengan sekali jadi saja melalui penyataan di jalan ke Damsyik. Di sini Paulus berpikir kepada ajarannya, bahwa keselamatan bertumpu pada iman akan Yesus Kristus tanpa pekerjaan menurut hukum Taurat. Hanya pokok ini sajalah yang dipertikaikan oleh Paulus dan orang-orang ke-Yahudian.
Ayat 13-14, Untuk lebih meyakinkan orang Galatia, Paulus menerangkan, ia dahulu sependapat dengan penganjur-penganjur Yahudi itu, malah lebih berkeyakinan dan giat dari pada mereka, tetapi segera berbalik haluan (15) setelah kekeliruan kentara oleh penampakan Kristus kepadanya.
Ayat 15, Walaupun Paulus terutama menunjuk kepada pelayanannya sebagai rasul, dalam satu arti setiap orang percaya telah dipilih (dipisahkan) oleh kasih karunia supaya Allah dapat menyatakan Putra-Nya melalui mereka. Kita sudah dipisahkan dari dosa dan zaman yang jahat ini supaya kita dapat hidup dalam persekutuan dengan Allah dan bersaksi bagi Yesus Kristus di depan dunia ini. Dipisahkan berarti dipersatukan dengan Allah, untuk Allah dan dekat Allah -- hidup dalam iman dan ketaatan demi kemuliaan-Nya dan penyataan Putra-Nya
Ayat 16, Terjemahan lain: menyatakan anakNya kepadaku. Dengan berkata "di dalam aku" Paulus tidak menyangkal bahwa penampakan Yesus itu adalah obyektip, 1Ko 9:1; 15:8; bdk Kis 9:17; 22:14; 26:16. Ia hanya menekankan di sini segi batiniah penyataan itu dan dengannya mengaitkan panggilannya menjadi rasul bangsa-bangsa bukan Yahudi, Gal 2:8-9; Rom 1:1+; Efe 3:2-3; 1Ti 2:7.
Ayat 17, menurut dugaan umum: wilajah kerajaan Aretas, yang tak jauh letaknya dari kota Damaskus. Bdl. 2Ko 11:32. Berpergian kesitu tentu saja maksudnya mengasingkan diri dalam kesunyian dan merenungi untuk lebih lanjut lagi kejadian-kejadian dan pernyataan-pernyataan yang dialaminya. Dan disitu pula barangkali ia mendapat pernyataan-pernyataan lain lagi dari Kristus.
Ayat 18, Disini paulus menyebut kefas, yakni Ialah Petrus, bdk Yoh 1:42. Paulus suka menyebut Petrus demikian, 1Ko 1:12; 3:22; 9:5; 15:5; Gal 2:9,11,14. Di luar karangan Paulus nama itu tidak pernah disebut,kecuali sekali dalam Yohanes.
Ayat 19-24, mungkin yang di maksud disini bahwa Yakobus ini termasuk ke dalam dewan keduabelas rasul, sehingga sama dengan "Yakobus anak Alfeus", Mat 10:3 dsj, atau mengartikan kata "rasul" secara luas, sehingga tidak hanya keduabelas disebut begitu, bdk Rom 1:1. Dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: tetapi Yakobus, saudara Tuhan, aku lihat. Kalau demikian maka Yakobus bukan rasul "Yakobus anak Alfeus", sedangkan kata "rasul" diartikan secara sempit (hanya keduabelas).
Dari ayat 22-24 paulus menegaskan bahwa Injil yang ia sampaikan benar-benar dari Allah bukan sebuah dusta atau kebohongan paulus sendiri.
Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan
Yohanes (Gal 2:1-10)
Ayat 1, Terhitung mulai dengan pertobatan Paulus atau mulai dengan perjumpaannya yang terakhir dengan Petrus. Boleh jadi jangka waktu tiga tahun (Gal 1:18) dan empat belas tahun (Gal 2:1) sebenarnya hanya dua setengah dan tiga belas setengah tahun. Sebab menurut kebiasaan orang dahulu seluruh tahun-tahun turut diperhitungkan, meskipun hampir-hampir berakhir atau baru mulai.
Ayat 2, Paulus tentu saja tidak menyangsikan kebenaran Injilnya. Tetapi dalam mendirikan jemaat-jemaatnya, ia tidak mau memutuskan hubungan dengan jemaat induk di Yerusalem. Itulah sebabnya maka pengumpulan uang guna orang-orang miskin di Yerusalem dianggap sangat penting, bdk 1Ko 16:1+; lihat juga Gal 2:10.
Ayat 3, Sehubungan dengan Timotius yang mempunyai ibu Yahudi, sikap Paulus lebih lunak, Kis 16:3; bdk 1Ko 9:20. "Berlari". Paulus gemar menganjurkan kegiatan dalam agama dengan menggunakan kiasan-kiasan dari dunia olah-raga. Menempuh jalan menuju kesempurnaan hidup dan hidup abadi dinamakan "berjalan", kalau ditempuh dengan lebih giat dan bersemangat, digunakannya istilah "berlari" atau "berlumba".
Ayat 4, yang bukan saja ajaran dan anjuran-anjurannja palsu, tetapi tidak jujur juga, kebebasan dari persunatan dan penganutan hukum yahudi dengan segala larangan dan ketentuan-ketentuannya jang picik dan tak berguna, yaitu memaksa "anak-anak Allah" menjadi hamba hukum Yahudi.
Ayat 5, Paulus bersikap toleran dan sabar terhadap banyak hal (bd. 1Kor 13:4-7), tetapi tegar dalam hal "kebenaran Injil". Penyataan yang diterimanya dari Kristus (Gal 1:12) adalah satu-satunya Injil yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan semua orang yang percaya (Rom 1:16). Paulus memahami bahwa Injil ini sama sekali tidak boleh berkompromi demi kedamaian, kesatuan atau pendapat mutakhir. Kemuliaan Kristus dan keselamatan orang yang terhilang itu dipertaruhkan. Dewasa ini, kalau kita meniadakan satu bagian dari Injil menurut penyataan PB, kita mulai merusakkan satu-satunya amanat yang menyelamatkan kita dari kebinasaan abadi (bd. Mat 18:6).

Ayat 6, Allah tidak pernah pilih kasih terhadap orang berdasarkan keturunan, reputasi, kedudukan atau prestasinya (bd. Im 19:15; Ul 10:17; Ayub 34:19; Kis 10:34; Ef 6:9).
1. 1) Allah melihat dan menilai hati, yaitu bagian batin seorang, dan Ia menyenangi mereka yang hatinya sungguh-sungguh berpaling kepada-Nya dalam kasih, iman, dan kekudusan (bd. 1Sam 16:7; Mat 23:28; Luk 16:15; Yoh 7:24; 2Kor 10:7;
2. 2) Demikianlah, Allah tidak lebih memperhatikan kasih, persekutuan, dan doa orang yang terpelajar daripada yang tidak terpelajar, yang kaya lebih daripada yang miskin, yang berkuasa daripada yang lemah; prinsip abadi Allah ialah bahwa Dia menerima "setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran" (Kis 10:35).
Ayat 7-9, rela berjabat tangan sebagai tanda persetujuan dan pengakuan, bahwa Paulus rasul sejati, sederajat dan seberwenang dengan mereka. Pembagian pekerjaan kerasulan yang ditentukan dalam Gal 2:9, bukan dimaksudkan sebagai mutlak. Disegala tempat Paulus pertama-tama pergi mengajar didalam sinagoge-sinagoge, dan baik Petrus, maupun rasul-rasul lain, selalu berusaha mempertobatkan orang-orang bukan Yahudi juga. Buktinya yang jelas, ialah umat Roma.
Ayat 10, Tema yang disebut berkali-kali dalam Alkitab adalah pentingnya menolong orang miskin (Kel 23:10-11; Ul 15:7-11; Yer 22:16; Am 2:6-7; Mat 6:2-4; Yoh 13:29). Di sekitar kita senantiasa akan ada orang yang memerlukan bantuan. Orang miskin, khususnya "kawan-kawan kita seiman" (Gal 6:10) memerlukan bantuan jasmaniah dan doa kita
Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan
Petrus (Gal 2:11-21)
Ayat 11, Siapa pun gembala atau pimpinan rohani yang bersalah atau munafik (ayat Gal 2:13) harus dilawan dan ditegur (bd. 1Tim 5:20). Ini harus dilakukan tanpa pilih kasih; bahkan orang yang terkemuka seperti rasul Petrus, yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, memerlukan teguran membangun (ayat Gal 2:11-17; bd. 1Tim 5:20-21). Alkitab menunjukkan bahwa Petrus menyadari kesalahannya dan menerima teguran Paulus dengan rendah hati dan sikap menyesal. Kemudian hari, ia menyebut Paulus "saudara kita yang kekasih" (2Pet 3:15).
Ayat 12, "Saudara-saudara yang bersunat" adalah orang Kristen Yahudi, khususnya dalam jemaat di Yerusalem, yang percaya bahwa tanda sunat dari PL masih diperlukan untuk semua orang percaya dari perjanjian yang baru. Mereka juga mengajar bahwa orang Kristen Yahudi tidak boleh makan bersama-sama dengan orang percaya bukan Yahudi yang tidak mengikuti kebiasaan dan peraturan makanan orang Yahudi. Walaupun Petrus mengetahui bahwa Allah menerima orang percaya bukan Yahudi tanpa sikap memihak (Kis 10:34-35), dia menyangkal keyakinannya sendiri karena takut kecaman dan kemungkinan kehilangan kekuasaan di gereja Yerusalem. Pengunduran dirinya dari meja persekutuan dengan orang Kristen bukan Yahudi mendukung kesalahpahaman bahwa ada dua tubuh Kristus -- Yahudi dan bukan Yahudi.
Ayat 13-14, pemakaian kata "kafir" (kufur) sebab mengandung corak penghinaan dalam pemakaian umum. Bunyinya terlalu kasar dalam mulut Paulus jang tentu hormat terhadap bangsa-bangsa yang diserahkan pertobatannya kepadanya, dan anggota-anggota umat-umat yang bekas penyembah dewa-dewa itu.
Ayat 15, disini sangat bercorak sindiran terhadap orang-orang yahudi, para penganjur palsu, yang masih memandang saudara-saudara takbersunat sebagai tidak sederajat dengan mereka, malah sebagai "najis".
Ayat 16, Di sini Paulus membahas pertanyaan bagaimana orang berdosa dapat dibenarkan, yaitu diampuni dosanya, diterima oleh Allah dan memiliki hubungan yang benar dengan-Nya. Hal itu tidak akan terjadi dengan "melakukan hukum Taurat," tetapi oleh iman yang hidup dalam Kristus Yesus
Ayat 17-18, Kedua kalimat padat dan agak kabur ini dapat ditafsirkan barangkali seperti berikut: masih berdosa, sebab belum cukup dibenarkan oleh kepercayaan dan permandian, kalau untuk dibenarkan perlu lagi disunat dan mengamalkan hukum taurat. Lagi pula saudara-saudara Yahudi, termasuk penganjur-penganjur palsu sendiri, yang percaya dan menganjurkan, bahwa penganutan hukum perlu untuk diselamatkan, dengan itu mengakui, bahwa mereka menjadi orang berdosa (pelanggar), dengan bertobat kepada Kristus dan dengan itu keluar dari lingkungan hukum taurat. Demikian pula saudara-saudara bukan Yahudi Yang mempercayai dan mengikuti penganjur-penganjur palsu itu, mengakui bahwa mereka pun belum dibenarkan sepenuhnya oleh permandian dan sebab itu masih orang berdosa. Lain dari itu, semua mereka itu menjatakan, seolah-olah Kristus telah menipu mereka, dan menjebabkan mereka berdosa, dengan mengadjar bahwa hukum taurat telah dibatalkan.
ayat 19, Paulus menggambarkan hubungannya dengan Kristus dari segi kasih sayang pribadi yang mendalam dan ketergantungan kepada Tuhannya. Mereka yang beriman kepada Kristus hidup dalam kesatuan intim dengan Tuhan mereka, baik dalam kematian maupun kebangkitan-Nya.
1. 1) Semua orang percaya telah disalibkan bersama Yesus di kayu salib. Mereka telah mati terhadap hukum Taurat sebagai jalan keselamatan dan kini hidup untuk Allah melalui Kristus (ayat Gal 2:19). Karena keselamatan dalam Kristus, dosa tidak lagi berkuasa atas mereka
2. 2) Kita yang sudah disalibkan bersama Kristus kini hidup bersama Dia dalam hidup kebangkitan-Nya. Kristus dan kekuatan-Nya tinggal dalam kita, menjadi sumber segenap kehidupan kita dan pusat semua pikiran, perkataan, dan perbuatan kita (Yoh 15:1-6; Ef 3:17). Hidup kebangkitan Yesus terus-menerus disalurkan kepada kita melalui Roh Kudus (Yoh 16:13-14; Rom 8:10-11).
3. 3) Keikutsertaan kita dalam kematian dan kebangkitan Kristus terjadi oleh iman, yaitu keyakinan yang kokoh, kasih, pengabdian, dan kesetiaan kita kepada Anak Allah yang mengasihi kita dan menyerahkan diri-Nya untuk kita (bd. Yoh 3:16;
Hidup beriman ini dapat dilihat sebagai hidup oleh Roh (Gal 3:3; Gal 5:25; bd. Rom 8:9-11).
Ayat 20,maksud paulus disini Artinya dalam segala pikiran dan tindakan aku semata-mata dan melulu dijiwai cita-cita Kristus, dan hidup bagi Kristus.
Ayat 21, Pengertian Paulus mengenai pembenaran (ayat Gal 2:16-17) dan kebenaran meliputi lebih daripada sekadar suatu pernyataan yang sah oleh Allah. Kebenaran yang datang melalui iman meliputi perubahan moral (ayat Gal 2:19), kasih karunia Allah (ayat Gal 2:21), dan hubungan dengan Kristus yang membuat kita mengambil bagian dalam hidup kebangkitan-Nya (ayat Gal 2:20). Kenyataan ini diperkuat dalam Gal 3:21 di mana Paulus menjelaskan bahwa kebenaran yang datang oleh iman dalam Kristus memberikan hidup, suatu kehidupan yang dipandang sebagai menerima Roh (Gal 3:2-3,14;)



Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)(Gal 3:1-4)

Ayat 1, yang kematianNya disalib satu-satunya sumber keselamatan.
Ayat 2-4, Paulus menunjukkan keunggulan keselamatan karena kasih karunia oleh iman dalam Kristus atas usaha untuk memperoleh keselamatan melalui ketaatan kepada hukum Taurat. Oleh iman kepada Kristus kita menerima Roh Kudus dan semua berkat-Nya, termasuk karunia hidup kekal (ayat Gal 3:2-3,5,14,21; Gal 4:6). Akan tetapi, orang itu yang bersandar pada hukum Taurat untuk memperoleh keselamatan tidak menerima Roh Kudus dan hidup, karena hukum Taurat sendiri tidak dapat memberikan hidup (ayat Gal 3:21). 3-4, dengan mau bersunat dan diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan yang bersifat lahiriah dan tidak dijiwai Roh Kudus. Paulus tidak mau percaya, bahwa segala itu sebenarnya sudah sia-sia.


Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik (Gal 3:5-14)
Ayat 5, Petunjuk Paulus kepada Roh (ayat Gal 3:2,5,14; 4:6) meliputi baik baptisan dalam Roh maupun pekerjaan khusus Roh selanjutnya (bd. Kis 1:4-5; 2:4; 8:14-17; 10:44-47; 11:16-17; 19:1-6; 1Kor 12:4-11). Hal ini ditunjukkan oleh
1. penggunaan istilah "mukjizat" (Yun. _dunamis_) yang mengandung arti bahwa rasul Paulus sedang berpikir tentang penyataan karisma Roh Kudus dan kedatangan-Nya dengan "kuasa" (Yun. _dunamis_) pada hari Pentakosta (Kis 1:8; bd. Kis 2:1-4);
2. penggunaan bentuk partisip sekarang ("menganugerahkan" dan "melakukan"), yang menunjukkan manifestasi yang berkesinambungan dari karunia-karunia Roh Kudus;
3. penggunaan ungkapan "Roh yang telah dijanjikan itu" (ayat Gal 3:14) yang hampir sama dengan kata-kata Petrus dalam Kis 2:33 (bd. Luk 24:49; Kis 1:4); dan
4. penegasan dalam Gal 4:6 bahwa pengangkatan sebagai anak-anak Allah terjadi sebelumnya dan adalah dasar untuk pengiriman Roh Kudus ke dalam hati orang percaya.
Karya Roh Kudus yang berkesinambungan dalam jemaat-jemaat Galatia meliputi mukjizat. Bagi Paulus, menerima Roh Kudus bukan saja suatu pekerjaan di dalam batin yang tidak kelihatan, tetapi suatu pengalaman yang menyatakan diri melalui kuasa ilahi antara orang percaya. Karunia-karunia Roh merupakan norma penentu dari kehadiran dan kekuasaan Roh Kudus (bd. pasal 1Kor 12:1-14:40). Pertobatan dan baptisan dalam Roh Kudus harus senantiasa menghasilkan pengadaan mukjizat dan penyataan lain dari Roh.
Ayat 6, Paulus mengutip Hab 2:4 untuk menjelaskan pembenaran oleh iman (bd. Rom 1:17). Habakuk menekankan bahwa seorang yang dibenarkan oleh iman memiliki kebenaran batiniah, karena dia membandingkan orang yang benar dengan orang yang tidak benar yang "tidak lurus hatinya" (Hab 2:4). Demikianlah, Paulus percaya bahwa pembenaran meliputi suatu kebenaran batiniah melalui Roh Kudus yang mendiami hati.
Ayat 7-9, Ini dikatakan terhadap orang-orang Jahudi jang beranggapan, bahwa hal keturunan djasmani dari Abraham mendjamin akan masuk keradjaan Allah.
Ayat 10-11, Memanglah hukum Taurat mengandaikan bahwa dilakukan, bahkan dilakukan secara menyeluruh, Gal 3:10 dan Gal 5:3; bdk Yak 2:10. Hanya hukum Taurat sendiri tidak dapat menjamin pelaksanaannya, bdk Kis 15:10; Rom 7:7+.
Ayat 12, Tekanan kalimat ini terletak pada kata "melaksanakan". Hukum taurat menuntut perbuatan-perbuatan lahiriah sadja, bukan jang didjiwai kepertjajaan, dan sebab itu tidak bermutu untuk keselamatan "Hidup" disini bukan berarti mempunjai hidup abadi, melainkan sebagai "tidak mati", atau "tidak dihukum mati".
Ayat 13, Hendak membebaskan manusia dari kutuk hukum Taurat (yaitu kutuk yang menimpa mereka yang melanggar hukum Taurat) yang memberati manusia. Kristus dengan rela membiarkan diriNya tertimpa kutuk itu, bdk Rom 8:3+; 2Ko 5:21+; Kol 2:14+. Kesamaan tipis antara Kristus yang disalibkan dan orang yang menurut Ula 21:23 dihukum mati hanya bermaksud menjelaskan pikiran tsb. Sama seperti "Hamba Tuhan", Yes 53, Kristus berkenan membiarkan diriNya dianggap sebagai orang terkutuk oleh orang-orang Yahudi.
Ayat 14, Isi dari janji Allah kepada Abraham (ayat Gal 3:8) diartikan sebagai "janji Roh" (bd. Luk 24:49; Kis 1:4-5). Menerima Roh ialah memiliki kebenaran, hidup, dan semua berkat rohani yang lain
Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan
Hukum Taurat (Gal 3:15-24)
Ayat 15-16, Kata Ibrani "keturunan" dapat menunjukkan baik seluruh (banyak orang) maupun seorang dari keturunan itu. Arti kata yang mendua itu mengizinkan Paulus menjelaskan pemikirannya tentang keselarasan antara Perjanjian Lama dan peristiwa Kristus.
Ayat 17-18, Janji tak bersyarat yang diberikan Allah kepada bapa leluhur dahulu, Kej 12:1; 15:1; Rom 4:13+; Ibr 11:8, di sini dianggap sebagai suatu "wasiat" (kata Yunani yang sama berarti baik perjanjian maupun wasiat), bdk Ibr 9:16-17. Bahkan kalau janji itu mau dianggap sebagai perjanjian yang mewajibkan manusia, namun tidak boleh dianggap perjanjian timbal-balik, Gal 3:20, yang menggantungkan keselamatan pada hukum Taurat yang dilakukan manusia. Allah bertentangan dengan diriNya sendiri, seandainya hukum Taurat tidak membiarkan janji itu tetap janji yang cuma-cuma belaka. Peranan hukum Taurat ialah menyingkapkan dosa (begitulah maksud Gal 3:19) dan menuntun hati nurani manusia kepada kepercayaan Kristus, Gal 3:24-25.
Ayat 19, Kata "hukum" (Ibr. _Torah_;Yun. _nomos_) berarti "ajaran" atau "pengarahan". Hukum dapat menunjuk kepada Sepuluh Hukum, Pentateukh atau perintah apa pun dalam PL; penggunaan kata hukum oleh Paulus di sini akan meliputi sistem persembahan korban dari perjanjian Musa. Mengenai hukum ini Paulus menyatakan beberapa hal:
1. 1) Hukum diberikan oleh Allah "karena ... pelanggaran," yaitu supaya menunjukkan dosa sebagai pelanggaran kehendak Allah dan membangkitkan kesadaran manusia akan perlunya belas kasihan, kasih karunia, dan keselamatan dalam Kristus (ayat Gal 3:24; bd. Rom 5:20; 8:2).
2. 2) Walaupun hukum PL itu kudus, baik, dan benar (Rom 7:12), hukum PL tidak memadai karena tidak dapat memberikan hidup rohani atau kekuatan moral (ayat Gal 3:21; Rom 8:3; Ibr 7:18-19).
3. 3) Hukum berfungsi sebagai penuntun sementara untuk umat Allah sehingga keselamatan oleh iman kepada Kristus datang (ayat Gal 3:22-26). Sebagai penuntun, hukum itu menyatakan kehendak Allah untuk perilaku umat-Nya (Kel 19:4-6; 20:1-17; 21:1-24:8), menyediakan korban darah untuk menutup dosa manusia (lih. Im 1:5; 16:33) dan menunjuk kepada kematian Kristus yang mendamaikan (Ibr 9:14; 10:12-14).
4. 4) Hukum diberikan untuk menuntun kita kepada Kristus "supaya kita dibenarkan karena iman" (ayat Gal 3:24). Tetapi kini setelah Kristus datang, peranan hukum sebagai penuntun sudah berakhir (ayat Gal 3:25). Oleh karena itu, kita tidak lagi mencari keselamatan melalui persediaan perjanjian yang lama, termasuk ketaatan kepada hukum-hukumnya dan sistem pengorbanan. Keselamatan kini diperoleh menurut persediaan perjanjian yang baru, khususnya kematian yang mendamaikan dan kebangkitan yang mulia dari Yesus, dan hak istimewa untuk menjadi milik Kristus (ayat Gal 3:27-29;
Ayat 20, Ciri khas hukum Taurat ialah pengantaraan suatu penengah, sedangkan janji langsung diberikan oleh Allah.
Ayat 21-23, yang di maksud ialah Hendak menyambut pembenaran sebagai karunia belaka, orang terlebih dahulu harus berhenti mengejar pembenaran sebagai suatu yang wajib diberikan. Kitab Suci, Gal 3:8,16, merupakan penyataan dan sarana rencana Allah, Rom 11:32.
Ayat 24, Setelah penuntun (Yunaninya: paidagogos= seorang budak yang bertugas mengantar kanak-kanak kepada guru-gurunya) membawa kanak-kanak kepada gurunya, tugasnya sudah selesai. Begitulah peranan hukum Taurat dalam tata penyelamatan; pada pokoknya hukum Taurat hanya berupa persiapan belaka dan karenanya sementara saja. Kini hukum Taurat sudah digenapi oleh kepercayaan kepada Kristus dan kasih-karunia Allah, Rom 6:14-15+; bdk Mat 5:17+.




Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan
Bukan Hamba(Gal 3:25-4:1-7)
Ayat 26, Jadi benar-benar semua; tidak hanya "kita", ialah orang-orang Yahudi, Gal 3:24, tetapi juga "kamu", ialah orang Kristen bukan Yahudi.
Ayat 27, Iman dan baptisan tidak saling bertentangan tetapi saling mengandaikan, bdk Rom 6:4+.
Ayat 28, Paulus menyingkirkan semua perbedaan suku, warna kulit, bangsa, sosial, dan seksual dalam kaitan dengan hubungan rohani seseorang dengan Yesus Kristus. Semua dalam Kristus adalah sama-sama ahli waris dari "kasih karunia, yaitu kehidupan" (1Pet 3:7), Roh yang dijanjikan (ayat Gal 3:14; 4:6), dan pembaharuan menurut gambar Allah (Kol 3:10-11). Pada pihak lain, dalam konteks persamaan rohani, laki-laki tetap laki-laki dan wanita tetap wanita (Kej 1:27). Peranan yang ditetapkan Allah bagi mereka dalam pernikahan dan masyarakat tidak berubah (1Pet 3:1-4;
Ayat 29, Paulus kembali berkata tentang keturunan Abraham, Gal 3:6-9. Selanjutnya keturunan Abraham bukanlah keturunannya "menurut daging", tetapi anak-anak Allah yang percaya kepada Kristus Yesus. Tidak ada perbedaan martabat hakiki, tidak pula perbedaan hak asasi diantara saudara-saudara yang bersunat dan yang tidak bersunat. jangan dipentingkan keturunan jasmani dari Abraham, sebab hal keturunan yang dimaksudkan dalam janji, ialah keturunan rohani berdasarkan kepercayaan. Hal ini lebih lanjut diuraikan Paulus dalam bab 4 dari surat kepada umat Roma.
Pasal 4 :1-2, Perbandingan lain yang diambil dari tata hukum. Meskipun bangsa terpilih, namun orang Yahudi yang nanti menjadi ahli waris hanya budak saja selama tata hukum Taurat berlaku, Gal 4:3. Kalau seorang Kristen mau menaklukkan diri kepada tata hukum itu maka ia kembali menempatkan diri dalam keadaan anak, bdk Gal 4:9.
Pasal 4 :3, Harafiah: unsur-unsur dunia. Ialah unsur-unsur dunia materiil. Tetapi dalam pikiran Paulus ungkapan itu, bdk Gal 4:9; Kol 2:8,20, menunjuk kepada hukum Taurat yang dengan teliti mengatur penggunaan barang materiil itu, Gal 4:10; Kol 2:16. Sekaligus ungkapan itu menunjuk kepada roh-roh atau kuasa-kuasa di angkasa, khususnya binatang-binatang yang menurut kepercayaan orang melalui hukum Taurat, Gal 3:19+; Kol 2:15+, memelihara dan melindungi dunia.
Pasal 4 :4, ungkapan "kegenapan waktu" berarti: zaman Mesias atau zaman terakhir sudah datang. Zaman itu memenuhi penantian yang berabad-abad lamanya, seolah-olah jangka penantian itu semacam takaran. Bdk Kis 1:7+ dan Mar 1:15; 1Ko 10:11; Efe 1:10; Ibr 1:2; 9:26; 1Pe 1:20; Rom 13:11+; 2Ko 6:2+.
Pasal 4 :5, Disebutkan aspek negatip (takluk kepada hukum Taurat) dan segi positip (menjadi anak) pada penebusan. Dengan menjadi anak si budak dimerdekakan. Budak yang dimerdekakan diangkat menjadi anak, tidak hanya oleh karena menurut hukum menjadi waris, Gal 4:7 (bdk Gal 3:29), tetapi terutama oleh karena dikurniai dengan hidup ilahi. Dalam memberi karunia itu ketiga diri ilahi bergabung, Gal 4:6 (bdk 2Ko 13:13+).
Pasal 4 :6-7, terjemahan dari "Aba", yang ditambah sebagai keterangan. Terjemahannya yang sebenarnya, lebih tepat dan lebih jelas dalam bahasa kita, ialah "Bapa" saja. Seruan itu baru penuh berarti, kalau diungkapkan dalam bahasa kekanak-kanakan yang khusus dimasing-masing keluarga. Demikian halnya "Abba" pada orang yahudi. Untuk tepat mengerti kata "menyeru", baik kita ingat ungkapan yang lazim dalam Perjandjian Lama, yaitu "menyeru Allah", maksudnya: percaya kepada Allah dan mengharapkan segala-galanya dari padaNya.
Salah satu tugas Roh Kudus ialah menciptakan perasaan kasih anak di dalam hati anak-anak Allah yang menyebabkan mereka mengenal Allah sebagai Bapa.
1. Istilah "Abba" adalah bahasa Aram yang artinya "Bapa". Itulah kata yang dipakai Yesus ketika membicarakan Bapa-Nya di sorga. Perpaduan istilah Aram "_Abba_" dengan istilah Yunani untuk ayah (_pater_) mengungkap kedalaman keintiman, perasaan mendalam, kesungguhan, kehangatan, dan keyakinan yang dengannya Roh menyebabkan kita berseru kepada Allah (bd. Mr 14:36; Rom 8:15,26-27). Dua tanda yang pasti dari pekerjaan Roh di dalam kita adalah seruan spontan kepada Allah sebagai "Bapa" dan ketaatan spontan kepada Yesus Kristus sebagai "Tuhan"
2. Mungkin yang terutama dimaksudkan Paulus dalam ayat ini adalah baptisan dalam Roh Kudus dan kepenuhan yang berkesinambungan (bd. Kis 1:5; 2:4; Ef 5:18), karena hubungan kita dengan Dia sebagai anak dijadikan Allah sebagai alasan untuk mengutus Roh Kudus. Karena kita sudah menjadi "anak" melalui iman kepada Kristus, Allah mencurahkan Roh Kudus ke dalam hati kita. Keadaan "diterima menjadi anak" (ayat Gal 4:5) mendahului pengiriman Roh Kudus
Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan
Mereka(Gal 4:8-20)
Ayat 8-9, Pertobatan orang-orang Galatia adalah karya Allah, yang terlebih dahulu "mengenal" (ialah memilih dan mengasihi) mereka, bdk 1Ko 8:2-3; 13:12.
Ayat 12, Ini kiranya terjadi oleh karena Paulus tidak menepati hukum Taurat waktu berada di tengah orang-orang Galatia bdk 1Ko 9:21.
Ayat 13-14, Penyakit yang dimaksudkan di sini mungkin berupa sakit mata (ayat Gal 4:15), malaria, duri di dalam daging (2Kor 12:7) atau cacat jasmaniah karena dilempari batu. Apa pun yang dimaksudkan, rupanya itu menjadi suatu masalah jasmaniah. Orang percaya yang setia mengikuti kehendak Allah dan giat dalam pelayanan Kristen tidaklah bebas dari serangan penyakit, nyeri jasmaniah atau kelemahan.
Ayat 19-20,"Sakit bersalin" (Yun. _odino_) melukiskan dukacita, penderitaan batin, dan kerinduan Paulus agar orang Galatia yang telah terpisah dari Kristus dan telah "hidup di luar kasih karunia" (Gal 5:4) dapat diselamatkan. Dia mengatakan bahwa mereka memerlukan kelahiran rohani yang kedua kalinya dan selaku ibu dia menderita kembali sakit bersalin supaya Kristus dapat dibentuk lagi di dalam diri mereka.
Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan
Bukan Anak (Gal 4:21-31)
Ayat 21, Ialah mendengarkan kesaksian Kitab Suci, bdk Rom 3:19+. Hendaklah menjadi waris dari apa yang dijanjikan tidak cukuplah orang keturunan Abraham, bdk Mat 3:9; orang harus menjadi keturunan Abraham bukan seperti Ismael, tetapi seperti Ishak, ialah berdasarkan janji, Gal 4:23, yang menjanjikan keturunan lebih berpaut dengan roh dari pada dengan daging, Gal 4:29, sehingga Ishak sebagai keturunan "rohani" Abraham melambangkan orang Kristen, Gal 4:28; bdk Rom 9:6 dst. Jalan pikiran fundamentil itu dijelaskan lebih lanjut dengan hal-hal lain yang dangkal dan sedikit banyak dicari-cari saja.
Ayat 22, Paulus menggunakan suatu gambaran untuk menunjukkan perbedaan di antara perjanjian yang lama dengan yang baru. Hagar mewakili perjanjian yang lama yang ditetapkan di gunung Sinai (ayat Gal 4:25); anak-anaknya kini hidup di bawah perjanjian ini dan "diperanakkan menurut daging" (ayat Gal 4:23), yaitu mereka tidak memiliki Roh Kudus. Sara, istri Abraham yang lain, mewakili perjanjian yang baru; anak-anaknya, yaitu orang percaya dalam Kristus, memiliki Roh Kudus dan merupakan anak-anak Allah yang sejati yang "diperanakkan menurut Roh" (ayat Gal 4:29;
Ayat 23, Ialah menurut hukum alamiah, bdk Rom 7:5+, sedangkan Allah tidak campur tangan hendak melaksanakan janjinya.
Ayat 24-25, gunung Sinai terletak Sebab gunung Sinai terletak di tanah Arab, ayat 25, Yerusalem yang diperbudak oleh hukum Taurat diperlawankan dengan Yerusalem di zaman Mesias, bdk Yes 2:2, yang menjadi subur setelah lama mandul, Gal 4:27; bdk Yes 54:1-6; Wah 21:1+.
Ayat 26, yang di maksud paulus dengan perempuan merdeka disini ialah, sebuah cerita dari PL yakni perempuan itu ialah sara.
Ayat 29-31, Setelah Ismael serta orang Yahudi disejajarkan dengan Ishak serta orang Kristen, Paulus menyimpulkan pengetrapan lain lagi. Menurut beberapa tradisi Yahudi, Ismael "menganiaya" Ishak. Dan bagaimanapun juga menurut Kitab Suci Sara menganggap Ismael sebagai saingan anaknya sendiri dan karenanya menuntut bahwa Abraham mengusir Hagar, Kej 21:9.
Paulus Membela Kebebasan Injilnya(Gal 5:1-10)
Ayat 1, Dengan kembali kepada sunat, orang melepaskan kemerdekaan yang dikurniakan melalui kepercayaan kepada Kristus, bdk Rom 6:15+. Dalam hal itu hukum Taurat dan iman tidak dapat berdamai, Gal 5;2-6. Ada sejumlah naskah dan terjemahan yang menghubungkan Gal 5:1 dengan Gal 4:31:...anak perempuan merdeka dengan kemerdekaan yang dengan itu Kristus memerdekakan kita.
Ayat 4, Beberapa anggota jemaat di Galatia telah mengganti iman mereka kepada Kristus dengan iman kepada upacara-upacara legalistik dari hukum Taurat (Gal 1:6-7; 5:3). Paulus menyatakan bahwa mereka sudah berada di luar kasih karunia. Hidup di luar kasih karunia berarti terasing dari Kristus (bd. Yoh 15:4-6) dan meninggalkan prinsip kasih karunia Allah yang membawa hidup dan keselamatan. Hal ini berarti hubungan dengan Kristus ditiadakan dan tidak lagi tinggal "di dalam Kristus"
Ayat 5, Terjemahan lain: apa yang diharapkan oleh kebenaran.
Ayat 6, Pokok pangkal hidup baru ialah iman, Gal 4:5; 5:5. Tetapi oleh Roh Kudus iman itu digabungkan dengan pengharapan, Gal 5:5, dan dengan kasih, Gal 5:6,13-14; bdk Rom 5:5+; 1Ko 13:13+. Dengan mengamalkan kasih orang menyatakan imannya hidup, bdk 1Yo 3:23-24.
Alkitab mengajarkan bahwa seseorang diselamatkan oleh iman (Gal 2:15-16; Rom 3:22; Ef 2:8-9).
1. Dalam bagian ini Paulus mendefinisikan sifat tepat dari iman itu. Iman yang menyelamatkan adalah iman yang hidup kepada Juruselamat yang hidup, iman yang begitu vital sehingga mau tidak mau akan menyatakan diri di dalam perbuatan kasih.
2. Iman yang tidak sungguh-sungguh mengasihi dan menaati Kristus (bd. 1Yoh 2:3; 5:3), menunjukkan perhatian yang besar terhadap pekerjaan kerajaan Allah (bd. Mat 12:28), dan dengan aktif menolak dosa dan dunia (ayat Gal 5:16-17), tidak dapat memenuhi syarat sebagai iman yang meyelamatkan (bd. Yak 2:14-16;
Ayat 7-10, Ajaran palsu akan berbentuk penyangkalan kebenaran inti iman Kristen atau menyatakan bahwa di samping apa yang dinyatakan PB masih diperlukan sesuatu lain untuk menjadi seorang Kristen yang utuh (bd. Gal 1:6; Gal 2:16; Gal 5:2,6).
1. Semua pengajaran Kristen harus melalui ujian kebenaran rasuli, yaitu apakah ajaran itu sesuai dengan berita asli yang disampaikan Kristus dan para rasul sebagaimana terdapat dalam PB? (bd. Gal 1:11-12; Gal 2:1-2,7-9;
Kita harus bertanya: apakah ajaran itu kurang daripada ajaran rasuli? Apakah ajaran itu menambahkan sesuatu yang tidak alkitabiah kepada kebenaran sedangkan mengakui ajaran rasuli?
2. Kita sama sekali tidak boleh menguji ajaran hanya dengan perasaan, pengalaman, hasil, mukjizat, atau apa yang dikatakan oleh orang lain. PB merupakan patokan kebenaran yang mutlak.
3. Kita harus berhati-hati terhadap semua ajaran yang mengatakan bahwa Firman Allah tidak lagi memadai sehingga gereja memerlukan kesarjanaan, ilmu pengetahuan, filsafat, psikologi atau penyataan-penyataan baru untuk mencapai kedewasaan di dalam Kristus.

Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh
Kasih Karunia(Gal 5:11-12)
Ayat 11-12, Seperti kiranya dibuat oleh para lawan Paulus; bdk Gal 1:10; 2:3+. ayat 12 Ini kiranya menyindir pengebirian sebagaimana dilakukan bagi ibadat kepada dewi Kibel. Caci maki yang serupa terdapat dalam Fili 3:2.
Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk
Memperturutkan Tabiat Berdosa (Gal 5:13-26)
Ayat 13, Hidup baru orang yang percaya digenapi dalam kasih, Gal 5:6; Rom 13:8; 1Ko 13:1+. Kasih itulah "hukum baru", bdk Rom 7:7+, dan menghasilkan buah Roh Kudus Gal 5:22; bdk Rom 5:5+; Fili 1:11, dan bukanlah "perbuatan daging", Gal 5:19; 6:8; bdk Rom 13:12.
Ayat 14, Sesama manusia tidak lagi, seperti dalam Ima 19:18, hanya orang sebangsa, tetapi semua anak dari keluarga umat manusia, bdk Luk 10:29-37. Mereka semua disamakan dengan Kristus, Mat 25:40,45. Juga menurut Paulus hukum kedua tidak dapat tidak mengandung hukum pertama.
Ayat 15-26, Ayat-ayat ini dengan jelas memperlihatkan bagaimana kedua prinsip perbuatan, yaitu "daging" dan "Roh", berlawanan satu sama lain, bdk Rom 5:5+; Rom 7:5+. Orang Kristen yang dipimpin oleh Roh, Gal 5:18,25; Rom 8:14, memang secara wajar hidup menurut Roh itu, Gal 5:22-23, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang berasal dari "keinginan daging", Gal 5:16,24. Perbuatan "daging" itu bukanlah "kedagingan" oleh karena berpangkal pada "tubuh".
Ayat 17, Perselisihan rohani di dalam orang percaya melibatkan seluruh orang itu; yang diperjuangkan adalah apakah mereka akan menyerah pada kecenderungan keinginan daging dan sekali lagi tunduk kepada penguasaan dosa atau apakah mereka akan menyerah kepada tuntutan Roh dan tinggal di bawah kekuasaan Kristus (ayat Gal 5:16; Rom 8:4-14). Medan perang itu berada di dalam orang Kristen itu sendiri dan pertempuran itu harus berlangsung sepanjang hidup mereka di dunia ini jikalau mereka kelak akan memerintah bersama Kristus (Rom 7:7-25; 2Tim 2:12; Wahy 12:11;
Ayat 20, Terjemahan Latin (Vlg) dan sejumlah naskah menambah (Gal 5:21) pembunuhan. Bdk Rom 1:29.
Ayat 21, Walaupun Paulus mengatakan bahwa seseorang tidak mungkin mewarisi Kerajaan Allah dengan menaati hukum Taurat (Gal 2:16; 5:4), dia juga mengajarkan bahwa ada kemungkinan seseorang menghalangi dirinya masuk Kerajaan Allah dengan melakukan perbuatan jahat

Ayat 23-26, Orang beriman yang bersatu dengan Kristus tidak lagi mempunyai suatu hukum yang hanya menyuruh dari luar saja. Orang beriman menepati "Hukum Roh", Gal 5:18,23,25; 6:2; Rom 6:15; 8:2-4; Fili 1:9-10; bdk Yak 1:25; 2:8.
Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui
Hukum Kristus(Gal 6:1-10)
Ayat 1, Ucapan ini bercorak sindiran rasanya, dan dapat disadur kamu yang menganggap dirimu dihidupi Roh dan lebih kuat, sambil memandang hina kepada orang yang kebetulan berdosa.
Kata "memimpin" dalam bahasa Yun. _katartizo_ berarti "memulihkan". Kata ini dipakai dalam PB untuk membetulkan jaring atau jala (Mat 4:21) atau menyempurnakan watak manusia (2Kor 13:11). Jadi, memulihkan seorang berarti memimpin orang itu kembali kepada pertobatan yang benar dan penyerahan sepenuhnya kepada Kristus dan ajaran-ajaran-Nya. Hal ini mungkin meliputi tindakan disiplin yang dilaksanakan dengan "lemah lembut".
1. Paulus tidak berbicara mengenai dosa-dosa serius yang merusak citra jemaat di hadapan umum (bd. 1Kor 5:5). Dosa-dosa semacam itu mungkin memerlukan tindakan pengucilan sementara dari persekutuan jemaat sebelum dipulihkan kembali (1Kor 5:11).
2. Pemulihan yang disebutkan Paulus di sini tidak menunjuk kepada pemulihan kepada kedudukan pemimpin atau guru dalam gereja. Syarat dan standar bagi mereka yang ingin melayani dalam kedudukan kependetaan meliputi lebih daripada keadaan rohani seseorang sekarang ini. Hal ini menuntut bakti kesetiaan yang tekun terhadap prinsip-prinsip Allah untuk kebenaran supaya mereka dapat menjadi teladan bagi orang percaya (1Tim 4:12;
Ayat 2, disini agaknya berarti kelemahan manusiawi, yang memang terasa beban berat oleh manusia yang jatuh dalam dosa. Tetapi mungkin Paulus maksudkan segala kesusahan baik rohani maupun jasmani.
Bertolong-tolongan dalam menanggung beban meliputi menolong orang yang memerlukan bantuan pada saat kesakitan, kesusahan, dan kesulitan keuangan. Mungkin yang dimaksudkan Paulus adalah sokongan para guru dan misionaris Saling menanggung beban adalah sifat ilahi (Mazm 55:23; 1Pet 5:7).
Ayat 3-4, maksudnya ialah Djangan berpikir atau bertindak sombong dan angkuh hati terhadap sesamamu manusia.
Ayat 5, maksud paulus disini mungkin disini berarti pertanggungan jawaban pada pengadilan teraakhir. Antara ayat ini dilanjutkan dalam Gal 6:7-10 berikut.
Ayat 7, Mereka yang mengaku menjadi pengikut Kristus yang sudah dilahirkan kembali dan dipenuhi Roh (ayat Gal 6:3), sedangkan pada saat yang sama secara sadar menabur untuk memuaskan keinginan daging (Gal 5:19-21), bersalah karena mempermainkan dan menghina Allah. Janganlah kita menipu diri sendiri: orang demikian tidak akan menuai "hidup yang kekal" tetapi "kebinasaan" (ayat Gal 6:8) dan "kematian" (Rom 6:20-23;
Ayat 8-9, maksud paulus ialah jangan mencari kebahagiaannya dalam memuaskan hawa-nafsu kodrati yang menentang roh. yang dimaksudkan disini ialah perbuatan baik terhadap sesama manusia.
Ayat 10, Pada pokoknya setiap perbuatan baik seorang Kristen menyatakan kasih, Gal 5:14, dan tertuju kepada orang lain: kasih Kristen pertama-tama mengenai saudara seiman, Rom 14:15; 1Te 4:9-10; 2Te 1:3; dll. Tetapi ia memberikan kesaksian di hadapan sekalian orang, Rom 12:17, dan perlu diperluas sampai merangkum semua manusia, 1Te 5:15; Rom 12:18 dst, termasuk musuh, Rom 12:20.
Penutup (Gal 6:11-18)
Ayat 11, Paulus menulis kesimpulan terakhir ini dengan tangannya sendiri, dan sengaja dengan huruf besar, tentu saja untuk menekankan kesungguhan dan kepentingan-kepentingan peringatannya dalam surat ini.
Sesuai dengan kebiasaannya Paulus menambah beberapa kata dengan tulisannya sendiri, bdk 2Te 3:17; 1Ko 16:21-24; Kol 4:18, dan barangkali juga Rom 16:17-20. Menulis dengan huruf besar adalah cara untuk menggaris bawahi sesuatu.
Ayat 12, dengan tanda sunat pada tubuhnya dan dengan mengamalkan hukum taurat dengan perbuatan-perbuatan yang bersifat lahiriah saja.
Ayat 13, sini maksudnya ialah yaitu sebab mereka berhasil, kamu mempunyai tanda sunat dalam "daging"mu.
Ayat 14, Salib Kristus, lambang kematian mengerikan yang diderita Juruselamat untuk keselamatan kekal kita, kini menjadi pemisah yang memisahkan dunia dari kita dan kita dari dunia. "Dunia" berarti segala sesuatu yang berlawanan dengan Allah, kerajaan, dan kebenaran-Nya (bd. Gal 4:3; 1Kor 2:12; 3:19; 1Yoh 2:15-17).
1. 1) Bagi mereka yang menjadikan salib itu hidup dan kemegahannya, dunia dengan segenap nilai, patokan, pendapat, kehormatan, dan gaya hidupnya kini tidak lagi didambakan atau dicintai.
2. 2) Bagi kita hal "disalibkan dengan Kristus" (Gal 2:19) meliputi disalibkan bagi dunia ini. Kita tidak dapat mengambil bagian dalam keselamatan dan kemuliaan salib Kristus tanpa meninggalkan semua kesenangan duniawi yang menjauhkan hati kita dari Kristus dan kehadiran-Nya.
Ayat 15, yaitu manusia baru, yang mempunyai hidup atas kodrati dan abadi, yang diciptakan didalam batinnya oleh Roh Kudus, yang tetap hidup didalam dirinya. Ingatlah Gal 4:4-6 dan bdl. Rom 8:14-17 dan Yoh 3-5.
Ayat 16, Istilah ini menunjuk kepada segenap umat Allah di bawah perjanjian yang baru, yaitu orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi. Semua yang melalui "salib Tuhan kita Yesus Kristus" disalibkan bagi dunia (ayat Gal 6:14) dan "menjadi ciptaan baru" (ayat Gal 6:15) adalah "Israel milik Allah" yang sejati (bd. Rom 2:28-29; 9:7-8; Ef 2:14-22; Fili 3:3; 1Pet 2:9).
ayat 17, Paulus dicap sebagai hamba Kristus, seperti biasa budak-belian diselari dengan cap milik tuannya. cap Paulus tentu saja bekas luka-lukanya, akibat penganiayaan terhadapnya "karena salib Kristus". Tanda-tanda itu membuktikan bahwa ia rasul Kristus sejati.
bekas luka-luka yang diterima Paulus karena penganiayaan dan siksaan demi Kristus, bdk 2Ko 6:4-5; 11:23-28; Kol 1:24. Menurut pandangan Paulus tanda-tanda itu lebih mulia dari pada tanda manapun juga "dalam daging", Gal 6:13-14; bdk 2Ko 11:18; Fili 3:7.






BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pertama, Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia.
Kedua, tujuan surat Galatia di tulis Tujuan Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Ketiga, Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
Keempat, Pembacanya: Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua.
Aplikasi dari surat Galatia

Pertama, Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
Kedua, Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Ketiga, Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
Keempat, Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.